REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Meski nampak biar dan terlibat seperti lelucon, sepanjang 2007 hingga 2010, flu yang menyerang pria (man flu) di AS nampak lebih berat dan berakibat kematian.
Peneliti Memorial University of Newfoundland St. John, Kanada, Kyle Sue menyampaikan, konsep man flu memang bisa jadi bias. Namun, sepanjang 2007-2010 di AS, jumlah pria yang meninggal akibat flu lebih banyak dibanding wanita. Dalam analisis data musim flu pada 2004-2010 di Hong Kong, anak-anak laki-laki dan pria dewasa lebih banyak masuk rumah sakit akibat flu dibandingkan anak perempuan dan wanita dewasa, demikian dilansir Science News beberapa waktu lalu.
Sue sendiri bukan yang pertama menganalisis hal ini. Ada sebuah teori yang menyebut tingkat hormon estradiol yang lebih tinggi pada wanita membuat sistem imun wanita lebih baik. Sementara pria memiliki hormon testosteron lebih tinggi yang justru menekan sistem imun. Namun, testosteron pada pria tidak selalu berarti buruk.
Sue juga mengulas bukti-bukti respons wanita terhadap serangan flu lebih baik dibanding pria. Masih belum jelas pemicu evolusi apa yang menyebabkan perbedaan sistem imun antar gender ini.
Karena, perlu ada studi lanjutan bagimana respons sistem imun wanita dan pria terhadap aneka serangan virus yang umum. Studi yang banyak dilakukan diujikan pada mencit membuat data jadi terbatas karena kebiasaan seperti merokok atau kecenderungan pergi ke dokter jelas tidak dihitung.
''Kita belum bisa menyimpulkan fenomena ini secara riil. Namun bukti-bukti terbaru mengarah ke sana,'' kata Sue.
Meski begitu, Sue mencoba melihat sisi positif flu baik pada pria maupun wanita. Flu membuat pria atau wanita bisa istirahat dengan tenang.
Guru besar kesehatan paru-paru Queensland University Australia, John Upham, menyatakan, memang ada bukti sistem imun pria lebih lemah terhadap beberapa virus dibandingkan wanita. ''Namun bagaimana sistem imun pria terhadap virus-virus tersebut, masih belum kita ketahui,'' ungkap Upham.
Perbedaan respons imun berdasarkan gender bisa berdampak signifikan bila dikaitkan dengan pilihan vaksinasi. Studi mendalam dalam kasus flu berbeda pada pria Barat dan non Barat ia harap bisa mengungkap seberapa dalam kebiasaan dan perilaku memengaruhi man flu.
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement