Sabtu 24 Feb 2018 18:51 WIB

Olah Raga Bantu Kurangi Masalah Otak

mempertahankan atau memperbaiki tingkat kebugaran di usia tua dapat melindungi otak

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Demensia. Ilustrasi
Foto: The Telegraph
Demensia. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melalui studi baru menunjukkan orang tua yang tingkat kebugaran tubuh yang buruk memiliki efek pada kerusakan sumsum di otak. Kerusakan sumsum otak itu dapat menurunkan fungsi otak dalam membuat keputusan.

Bisanya penurunan fungsi otak akan menunjukkan tanda awal kehilangan ingatan. Dengan olah raga teratur dapat memperlambat penurunan kognitif dan mungkin bahkan demensia.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Alzheimer's Disease, bukan yang pertama menunjukkan olah raga dapat membantu menjaga kesehatan otak di usia tua. Namun, penelitian baru ini menggunakan tes objektif untuk kebugaran kardio respirasi atau mengukur VO2 max orang, ukuran berapa banyak oksigen yang dapat digunakanparu-paru mereka selama latihan intensif.

Peneliti dari UT Southwestern Medical Center merekrut 55 orang tua dengan gangguan kognitif ringan (MCI), yang berarti mereka mulai menunjukkan tanda-tanda masalah memori, dan 26 orang dewasa yang belum memiliki tanda-tanda MCI. Mereka menggunakan teknik pencitraan untuk mempelajari materi sumsum di otak peserta, dan mengukur VO2 max mereka selama latihan treadmill.

Mereka juga melakukan serangkaian tes untuk mengevaluasi fungsi khusus, yang melibatkan keterampilan mental yang digunakan untuk pengambilan keputusan sehari-hari, pemecahan masalah, dan perencanaan dan pelaksanaan tugas. Fungsi khusus berbeda dengan ingatan, namun, sering kali, kedua keahlian tersebut menderita pada orang-orang dengan masalah kognitif terkait usia.

Periset menemukan, orang berusia senja dengan skor VO2 max yang lebih tinggi yang berarti mereka memiliki kebugaran kardiorespirasi yang lebih baik, memiliki sedikit kemerosotan serat bahan sumsum di otak mereka. Hal ini berlaku pada kedua kelompok orang dalam penelitian ini, dengan atau tanpa MCI, bahkan setelah peneliti mengendalikan faktor-faktor seperti indeks usia, jenis kelamin, dan indeks massa tubuh.

Penulis senior dan profesor neurologi di Southwestern Southwestern O'Donnell Brain Institute Rong Zhang menjelaskan, sumsum terdiri dari jutaan bundel serat saraf, bertindak sebagai "kabel komputer" yang menghubungkan berbagai bagian otak. "Jika kabel itu memburuk, begitu juga jalur komunikasi," katanya dikutip dari People, Sabtu (24/2).

Para periset juga menemukan, pada orang dewasa dengan MCI, integritas sumsum dikaitkan dengan fungsi eksekutif. Dengan katalain, serat sumsum yang lebih sehat, merupakan orang yang lebih baik pada tes untuk kemampuan berpikir kritis dan perencanaan.

Temuan ini memperkuat hipotesis lama bahwa mempertahankan atau memperbaiki tingkat kebugaran di usia tua dapat melindungi otak. Bahkan pada orang yang berisiko tinggi terkena penyakit Alzheimer dapat menjadi pintu keluarnya.

"Itu menarik, karena lapangan sekarang menantang. Meskipun kami menduga, belum ada bukti pasti olah raga dapat berdampak pada perkembangan demensia,"kata Zhang.

Zhang mengatakan, penelitian baru itu terlalu kecil untuk memberi tahu kesimpulan yang pasti, dan hal itu tidak menjawab pertanyaan tentang seberapa besar atau jenis olah raga yang paling baik untuk usia senja. Untuk alasan tersebut, timnya sekarang terlibat dalam percobaan lima tahun yang sedang berlangsung yang melibatkan lebih dari 600 orang dewasa yang berisiko tinggi terkena penyakit Alzheimer karena riwayat keluarga dan faktor lainnya.

 

Penelitian yang dilakukan di enam sekolah kedokteran di seluruh negeri, bertujuan untuk menentukan apakah rutinitas latihan yang spesifik , dipasangkan dengan obat untuk menurunkan tekanan darah dan kolesterol, dapat mengurangi risiko demensia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement