Senin 01 Oct 2018 16:46 WIB

Peneliti asal AS Miliki Vaksin yang Diyakini Basmi Kanker

Metode yang dilakukan adalah mengubah sel untuk mendeteksi kanker

Rep: Sri Handayani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 vaksin kanker (ilustrasi)
Foto: EPA / MICK TSIKAS
vaksin kanker (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah percobaan vaksin menunjukkan hasil yang menjanjikan bagi pasien dengan berbagai jenis kanker. Daily Mail menuliskan, seorang perempuan terbebas dari kanker rahim yang telah mendera tubuhnya selama lebih dari 18 bulan. 

Metode yang relatif baru ini bekerja dengan menggali sel-sel kekebalan dari pasien. Sel-sel ini diubah di laboratorium, sehingga mereka dapat mendeteksi adanya protein yang umum ditemukan pada banyak kanker yang disebut HER2. Sel itu kemudian disuntikkan kembali. 

Baca Juga

Profesor Jay Berzofsky dari Institut Kanker Nasional AS di Bethesda, Maryland mengklaim institusinya memiliki vaksin yang sangat menjanjikan. HER2 disebut telah mendorong pertumbuhan beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, kanker ovarium, kanker paru-paru, dan sebagainya.  

Sebelumnya, penerapan pendekatan yang sama telah berhasil mengobati jenis leukemia. Pengobatan dilakukan dengan mengambil sel-sel kekebalan dari pasien. Sel-sel ini 'diajari' menargetkan sel-sel kanker. 

Sebuah laman forum inovasi obat-obatan fiercebiotech.com menyebutkan, para peneliti telah bekerja selama lebih dari satu dekade untuk menyelidiki gagasan untuk menciptakan vaksin kanker. Teknik yang digunakan melibatkan pengambil sel dendritik dari darah pasien. Secara genetik sel itu dimodifikasi untuk menghasilkan bagian-bagian protein HER2. 

Sel-sel yang telah dimodifikasi itu kemudian diperkenalkan kembali ke tubuh pasien. Mereka akan menghasilkan kekebalan terhadap kanker. 

Tim NCI melaporkan hasil yang menjanjikan dari uji coba kecil terhadap pasian dengan tumor HER2 yang besar. Penelitian itu melibatkan 17 pasien yang menerima lima suntikan vaksin dengan kekuatan yang berbeda. 

Di antara sebelas pasien yang menerima dua dosis tertinggi, yakni 10 juta sel dendritik atau 20 juta dendritik, enam mendapatkan manfaat klinis dari pengobatan tersebut. Vaksin diberikan melalui suntikan kulit. Tak ada efek samping selain reaksi ringan di tempat suntikan. 

"Kami menggunakan pendekatan vaksin untuk menghasilkan respon kekebalan terhadap HER2, yang ditemukan pada tingkat tinggi dan mendorong pertumbuhan beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, ovarium, paru-paru, kolorektal, dan gastroesophageal," kata Berzofsky.

Para peneliti mendeskripsikan vaksin temuan itu dalam jurnal American Association for Cancer Research (AACR) pada 2018. Dalam makalah itu, mereka melaporkan bahwa vaksin serupa membasmi tumor payudara dan metastasis paru pada tikus. 

Sel dendritik adalah bagian dari sel-sel kekebalan yang telah lama diminati oleh para peneliti immuno-oncology. Sel-sel itu memiliki kekuatan untuk melatih sel-sel T untuk menyerang kanker, bahkan ketika itu telah menyebar ke luar situs tumor asli. 

Para peneliti NCI yang mengembangkan vaksin sel dendritik berencana untuk menguji terapi dalam kombinasi dengan obat yang menghambat pemeriksaan kekebalan. Berzofsky mengatakan bahwa dia berharap tim akan dapat menyelidiki teori mereka yang menggabungkan dua terapi meningkatkan kekebalan akan meningkatkan proporsi pasien yang dapat mengambil manfaat dari vaksin dendritik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement