REPUBLIKA.CO.ID, BRIGHTON — Kenangan traumatis dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Mereka yang dibayang-bayangi kenangan buruk akan kejadian itu bisa depresi dan terus didera rasa gelisah.
Sejumlah ilmuwan pun mencari cara untuk dapat mengapus kenangan buruk tersebut. Dilansir Medical News Today pada Ahad (24/3), seseorang yang mendapati momen traumatik akan dihantui oleh memori tersebut dalam waktu lama. Hal ini pun memicu gangguan stres pasca trauma (PTSD) dan fobia.
Pasien yang mengalami hal tersebut bisa terbantu dengan psikoterapi, sejumlah obat, dan terapi perilaku kognitif (CBT). Di satu sisi, sejumlah ilmuan pun terus melakukan pendalaman demi dapat menghapus trauma yang merupakan akar dari persoalan tersebut.
Ilmuan itu pun membentuk tim yang terdiri atas ilmuan dari Universidad Politecnica de Madrid, Universidad Complutense de Madrid, Reina Sofia–CIEN Foundation Madrid, New York University, dan the Radboud University Medical Centre Nijmegen, Belanda. Selain itu, juga terdapat jurnal penelitian dari Ana Galarza Vallejo yang juga membahas soal trauma.
Vallejo mengatakan, trauma dapat ditekan dengan mengurangi memori patologis. Memori itu sifatnya menetap dan tidak mudah untk dimodifikasi, namun kemungkinan untuk dimodifikasi tetap ada.
Dalam riset itu, Vallejo pun melibatkan 50 orang sampel. Saat sampel kemudian teringat dengan sesuatu yang tak ingin dikenang dari gambar yang telah disajikan pekan sebelumnya maka orang tersebut ditenangkan dengan suntikan anestesi propofol.
Suntikan tersebut terbukti dapat berperan dalam mengendalikan memori. Tantangannya ialah suntikan itu harus diberikan tepat waktu sesaat setelah trauma itu muncul.
Dari situ, Vallejo meyakini bahwa teknik ini dapat membantu dalam menekan trauma dan meminimalisir dampak psikologis seseorang yang memiliki kenangan buruk. Namun, parameter dalam teknik ini perlu perhitungan yang cermat agar mendapatkan hasil yang optimal.