Sabtu 22 Jun 2019 13:07 WIB

Astronom Selidiki Cincin Es di Sekitar Uranus

Keberadaan cincin Uranus tidak diketahui hingga 1977.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Uranus memiliki cincin yang tipis.
Foto: getty images via metro.co.uk
Uranus memiliki cincin yang tipis.

REPUBLIKA.CO.ID, BERKELEY -- Untuk pertama kalinya para astronom mampu mengukur suhu salah satu cincin di sekitar Uranus. Mereka menemukan bahwa gugusan es dan batu samar yang mengelilingi raksasa biru bersuhu -77 kelvin atau  hampir -200 derajat Celcius.

Para peneliti menggunakan pencitraan termal dari Atacama Large Millimeter Array dan Very Large Telescope, yang berbasis di Chili, untuk menyelidiki planet cincin Uranus.

Baca Juga

Fakta bahwa Uranus memiliki cincin (13 di antaranya) bahkan tidak diketahui sampai tahun 1977 karena cincin itu sangat redup. Makalah yang menguraikan penemuan ini berjudul Thermal Emission From The Uranian Ring System dan diterbitkan dalam Astrophysics Journal.

"Cincin es utama Saturnus luas, cerah dan memiliki berbagai ukuran partikel, dari debu berukuran mikron di cincin D paling dalam, hingga puluhan meter di cincin utama," kata Imke de Pater, rekan penulis makalah dan seorang profesor astronomi di University of California, Berkeley, di AS.

"Ujung kecil tidak ada di cincin utama Uranus, cincin paling terang, epsilon, terdiri dari batu berukuran bola golf dan lebih besar," jelasnya, dilansir di Metro.co.uk, Sabtu (22/6).

Cincin terluas Uranus disebut Epsilon dan membentang selebar 100 kilometer. Ukuran ini adalah sebagian kecil dari ukuran Saturnus, yang membentang puluhan ribu kilometer.

Sementara cincin terdiri dari debu, es, dan batu, para astronom masih tidak dapat benar-benar menggali dan melihat apakah ada partikel yang berbeda di sana.

"Kami sudah tahu bahwa cincin Epsilon agak aneh, karena kami tidak melihat benda yang lebih kecil," kata mahasiswa pascasarjana Edward Molter.

"Ini adalah langkah menuju pemahaman komposisi mereka dan apakah semua cincin berasal dari bahan sumber yang sama, atau berbeda untuk setiap cincin."

Ilmuwan melakukan hipotesa dari penemuan ini. Saat ini, yang terbaik yang bisa dikatakan adalah bahwa cincin itu terbuat dari bongkahan material dari asteroid atau serpihan bulan yang tersisa dari pembentukan tata surya empat setengah miliar tahun yang lalu.

Bahkan mungkin ada lebih dari 13 cincin di sekitar Uranus. Para ilmuwan terus mempelajari planet ini untuk membuka rahasianya dan mereka berencana untuk menggunakan James Webb Space Telescope yang akan segera diluncurkan untuk melihatnya secara lebih terperinci.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement