Selasa 24 Sep 2019 22:46 WIB

LIPI Kembangkan Produk Mi Bebas Gluten dari Ubi Kayu

Tak hanya bebas gluten tetapi juga memiliki beta karotin tinggi.

Makanan bebas gluten. Ilustrasi.
Foto: Sciencealert
Makanan bebas gluten. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan produk mi yang bebas gluten sehingga aman bagi orang yang alergi terhadap jenis protein tersebut. Kandungan gluten yang biasa terdapat pada tepung juga tidak bisa diterima oleh penderita autis ataupun orang-orang yang memang alergi terhadap gluten.

"Di terigu ada kandungan namanya gluten. Gluten ini bagi orang dengan kebutuhan khusus enggak bisa," kata peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Ahmad Fathoni, dalam pemaparannya di Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Cibinong, Selasa.

Baca Juga

LIPI mencoba mengembangkan mocaf dari ubi kayu yang tidak hanya bebas gluten tetapi juga memiliki beta karotin tinggi yang baik bagi kesehatan. Mocaf yang kepanjangannya modified cassava flour tersebut merupakan tepung dari hasil fermentasi ubi kayu yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga berbentuk seperti butiran beras.

Mocaf dari ubi kayu yang dikembangkan LIPI dibuat sebagai salah satu upaya untuk mendukung penguatan daya saing singkong sebagai bahan pangan berkualitas yang dapat diolah menjadi mi atau bahan pangan lainnya. Selain itu, konsumsi mocaf dari bahan pangan ubi kayu tersebut juga dapat membantu mengurangi permasalahan gizi kronis atau stunting karena mocaf tersebut memilki kandungan gizi cukup banyak.

Dalam pengembangan produk mi dari mocaf ubi kayu tersebut, mitra LIPI yang bekerja sama dalam pengembangan itu mengaku telah mendapat banyak permintaan dari pelanggan. "Waktu itu ditargetkan 1.000 bungkus target outputnya. Tapi pada 5 September, karena permintaan tinggi, sudah produksi hampir 1.500 bungkus, melebihi target," kata peneliti LIPI tersebut.

Melalui pengembangan mocaf tersebut, ia berharap bahan pangan singkong dan produk turunannya tidak lagi menjadi bahan pangan alternatif yang masih dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat, tetapi sebaliknya menjadi bahan pangan yang berkualitas.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement