REPUBLIKA.CO.ID, PARIS—Para ilmuwan di Institut Nasional Kesehatan dan Penelitian Medis Prancis (inserm) telah mengembangkan implan mata untuk mereplikasi peran sel peka cahaya (fotoreseptor) retina. Hal ini untuk membantu mengembalikan penglihatan pasien karena degenerasi makula (AMD) atau gangguan penglihatan pada orang tua.
Sebuah tim dari Institut de la Vision (Inserm-CNRS-Sorbonne Universite) yang dipimpin oleh peneliti Inserm Serge Picaud telah menunjukkan perangkat dapat digunakan untuk mendorong persepsi visual resolusi tinggi. Hasil penelitian mereka telah dipublikasikan oleh ulasan Nature Biomdeical Engineering.
Dikembangkan oleh perusahaan Pixium Vision, proyek retina buatan bertujuan untuk membantu pasien yang mengalami AMD dan mereka yang menderita retinitis pigmentosa. AMD merupakan penyebab utama kebutaan pada usia di atas 50-an, sementara retinitis pigmentos merupakan suatu patologi yang juga dapat semakin menyebabkan kebutaan.
Seperti yang dilansir dari Malay Mail, Sabtu (7/12), alat ini terdiri dari implan yang dipasang di bawah retina dan terdiri dari elektroda untuk menggantikan sel fotoreseptor retina. Ini mengubah sinyal cahaya menjadi sinyal listrik yang kemudian ditransmisikan ke otak.
Sampai saat ini, dua model retina buatan telah dikembangkan dan dipasarkan: Argus II (Second Sight, USA) dan Retina Implant (AG, Jerman).
“Namun demikian, perusahaan-perusahaan ini secara bertahap menarik diri dari pasar, terutama karena hasil yang terlihat pada pasien tidak cukup untuk menargetkan perangkat pada mereka yang memiliki AMD. Para pasien berhasil melihat sinyal cahaya, tetapi mereka yang mampu membedakan huruf sangat sedikit pada minoritas,” kata Serge Picaud.
Tujuan dari tim peneliti Prancis adalah untuk merancang prostesis visual baru berdasarkan prinsip retina buatan yang akan menjadi perangkat lebih sederhana dalam bentuk implan terhubung. Implan terhubung ini dirancang untuk meningkatkan resolusi gambar yang dirasakan oleh proyeksi mata melalui stimulasi inframerah.
Efektivitasnya telah diuji di laboratorium pada primata non manusia. Percobaan menunjukkan setiap piksel ,mengaktifkan sela yang berbeda di retina. Selektivitas ini menghasilkan resolusi yang sangat tinggi.
Hasil yang menggembirakan ini mengarah pada perangkat yang diuji kepada lima pasien Prancis. Kelima orang ini menderita AMD.
“Hasil awal menunjukkan pemulihan bertahap dari visi sentral. Mereka mampu memahami sinyal cahaya dan beberapa bahkan dapat mengidentifikasi urutan huruf, dengan kecepatan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu,” ujar peneliti.
“Tujuannya sekarang adalah untuk melakukan uji coba tahap tiga pada kelompok pasien AMD yang lebih besar. Jika retina buatan bekerja untuk mereka, tidak ada alasan mengapa retina tidak bekerja pada pasien retinitis pigmentosa, penyakit yang juga terkait dengan degenerasi fotoreseptor,” kata Serge Picaud.