REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Para penyuka benda-benda langit bisa bersiap menyaksikan hujan meteor Geminid yang berlangsung akhir pekan ini. Hujan meteor Geminid berlangsung antara 4-17 Desember 2019, yang puncaknya berlangsung Jumat-Sabtu (13/12-14/12).
Perkiraan waktu dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) itu berdasarkan waktu Greenwich Mean Time (GMT). Meteor juga tampak dari berbagai belahan dunia, yang waktunya disesuaikan di sejumlah negara.
Meteor putih berwarna cerah akan semakin sering tampak pada Sabtu pukul dua dini hari GMT, berbarengan dengan terlihatnya rasi bintang Gemini. Akan tetapi, para astronom NASA mengingatkan untuk melihat hujan meteor di lokasi memadai karena bulan juga akan bersinar terang.
Warga belahan Bumi bagian utara diprediksi akan mendapatkan pemandangan yang lebih baik. Sementara, warga di belahan Bumi bagian selatan mungkin melihat lebih sedikit hujan meteor yang lazimnya menunjukkan sekitar 50 bintang jatuh per jam.
Hujan meteor Geminid berasal dari batu komet 3200 Phaethon yang melintasi atmosfer Bumi sepanjang Desember. Puing-puing dari batuan yang melintas itu terbakar di atmosfer dengan kecepatan sekitar 80.000 mil per jam atau 130 ribu km per jam.
Proses pembakaran tersebut akan terlihat dari permukaan bumi sebagai bintang jatuh. Fenomena langit tahunan itu dinikmati pencinta benda langit dari seluruh dunia. NASA pun merilis kembali foto-foto menakjubkan hujan meteor Geminid pada 2013 silam.
Foto diabadikan dari Observatorium Las Campanas di Chili, yang merupakan lokasi memadai untuk mengamati hujan meteor Geminid. Pengamatan berlangsung tepat pada puncak hujan meteor, menggunakan teleskop du Pont dan teleskop SWOPE.
Lewat pernyataan resminya, NASA menjelaskan proses terjadinya hujan meteor. Ketika Bumi melintasi aliran meteor yang mengorbit Matahari, meteor Geminid datang dari arah tertentu yang disebut radiant.
"Debu menyapu asteroid 3200 Phaethon yang aktif dari orbit, sementara meteor Gemini memasuki atmosfer dengan kecepatan 22 kilometer per detik," kata NASA dalam penjelasannya.