REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — NASA atau Badan Antariksa Amerika Serikat (AS) akan meluncurkan misi yang bertujuan menemukan Bumi kedua atau planet yang bisa dihuni pada 2030. Misi terbaru ini akan menggunakan telekskop luar angkasa yang ukurannya dua kali lebih besar dibandingkan Hubble, disebut sebagai The Habitable Exoplanet Imaging Mission atau HabEx.
HabEx akan memulai perjalanan dengan starshade yang dirancang untuk mengalangi cahaya silau dari bintang terdekat. Ini memungkinkan teleskop mengorbit dan mencari tanda-tanda kehidupan di sebuah planet, seperti air dan karbon dioksida.
Proyek teleskop ini adalah satu dari empat konsep misi yang diusulkan NASA. Diperkirakan, biaya yang diperlukan mencapai tujuh miliar dolar AS untuk pelaksanaan eksplorasi ruang angkasa selama 10 tahun.
“Tujuan kami adalah untuk melihat apakah dapat menemukan planet yang mirip dengan Bumi, yang dapat mendukung kehidupan. Sejauh ini, belum ada yang secara meyakinkan terbukti memiliki unsur-unsur diperlukan untuk kelayakhunian,” ujar Scott Gaudi, salah satu ketua bersama proyek NASA HabEx, dilansir Daily Mail, Selasa (31/12).
Teleskop HabEx memiliki lebar 13 kaki, jauh lebih besar dari Hubble yang lebarnya hanya 7,8 kaki. HabEx akan membelokkan cahaya bintang menggunakan starshade, sebuah disk berbentuk bunga 170 kaki yang akan masuk ke ruang angkasa yang dilipat seperti origami menjadi spiral yang rapat.
Saat berada di orbit, starshade akan terbuka dan terbang sekitar 47.845 mil dari teleskop dan menghalangi cahaya sebelum mencapai instrumen HabEx. Teleskop ini kemudian akan melakukan perjalanan melalui kedalaman ruang untuk mencari bintang yang mirip dengan matahari.
HabEx akan menyelidiki benda-benda kosmik untuk melihat apakah ada planet yang mengorbit dan memiliki air atau karbon dioksida, sebagai dua tanda utama kehidupan atau layak huni bagi manusia. Teleskop ini juga memiliki kamera yang dapat mengambil gambar dari sistem planet terdekat.
Selain itu, HabEx akan memiliki beberapa instrumen tambahan, salah satunya coronagraph, sebuah peralatan yang juga dapat menjadi ciri planet di luar tata surya dan dapat merekam. Misi NASA terbaru dirancang untuk mengumpulkan data tentang exoplanet selama sekitar satu dekade dan teleskop juga akan menjalankan eksperimen lain untuk mencoba memahami lebih lanjut tentang tata surya di alam semesta ini.