REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para astronom baru-baru ini telah mendeteksi 13 lubang hitam besar yang muncul di galaksi jauh yang kecil. Setengah dari lubang hitam itu telah berkeliaran jauh dari pusat galaksi tersebut. Temuan ini terungkap dalam pertemuan Asosiasi Astronom Amerika yang digelar di Honolulu.
Dilansir dari skyandtelescope, Kamis (9/1), setiap galaksi besar memang memiliki lubang hitam supremasif pusat. Namun, lubang hitam sebenarnya selalu diam di inti galaksi atau inangnya.
Terkait hal tersebut, astronom dari Montana State University, Amy Reines, dan rekannya telah meneliti berbagai informasi. Dalam prosesnya, mereka mencari tahu berbagai ukuran dari lubang hitam tersebut dan skala kemunculannya.
Alhasil, dari informasi yang terkumpulkan, astronom telah mengetahui banyak hal. Termasuk bagaimana lubang hitam pertama bisa terbentuk.
Namun, yang masih menjadi kendala para astronom itu adalah lubang hitam kecil yang sulit ditemukan. Tim, yang telah menemukan setidaknya 151 galaksi kerdil dengan nukleus galaksi aktif (AGN) dan lubang hitam yang mengejar gas panas itu, hanya menemukan lubang hitam paling terang. Atau bisa disebut sebagai pemakan yang paling rakus di wilayahnya.
Untuk memaksimalkan upayanya, tim tersebut melakukan pendekatan dengan beralih ke pengamatan radio. Alhasil, dengan mengambil sampel yang jauh lebih besar, para astronom juga telah melihat 111 galaksi kerdil yang muncul di radio dan data optik. Bahkan, penemuan lainnya adalah massa Awan Magellan Besar dan galaksi kerdil yang paling masif di lingkungan Bimasakti. Rata-rata, galaksi yang dimaksud terletak 230 juta tahun cahaya.
Dari 111 pengelihatan ini, sebanyak 35 berisi daerah kompak yang memancarkan gelombang radio. Sebanyak 13 di antaranya memiliki sumber radio yang terlalu terang jika dikaitkan dengan pembentukan bintang atau supernova.
Meski secara keseluruhan tim tidak mengetahui massa dari lubang hitam tersebut, mereka berasumsi bahwa massanya berhubungan dengan massa total galaksi yang sama dengan lubang hitam supermasif, yakni berkisar antara 13 ribu hingga 630 ribu massa matahari, dengan rata-rata sekitar 400 ribu. Jumlah itu jelas menempatkan mereka di antara lubang hitam besar terkecil yang ditemukan para astronom.
Saat ini juga muncul berbagai pertanyaan lanjutan mengenai bagaimana lubang hitam besar bisa terbentuk. “Saat ini para astronom telah menemukan beberapa ratus kandidat lubang hitam kerdil di galaksi kecil tadi yang memiliki berbagai tingkat ketidakpastian,” kata Reines.
Munculnya Lubang Hitam
Dalam pertemuan Asosiasi Astronom AS di Honolulu, tim dari Igor Chilingarian (Smithsonian Astrophysical Observatory) juga telah mengidentifikasi tanda-tanda 14 lubang hitam besar menggunakan pengamatan X-ray baru dan arsip. Menurut dia, ada beberapa kemungkinan terbentuknya lubang hitam yang besar.
Pertama, bintang-bintang sedang dalam keadaan sekarat membuat lubang hitam dengan massa 100 matahari dan akan tumbuh dengan memakan gas. Meski demikian, cara tersebut dinilai membutuhkan waktu lama.
Sebaliknya, jika kondisinya tepat di alam semesta awal, awan gas bisa saja runtuh secara langsung untuk membuat lubang hitam sekitar 10 ribu hingga 100 ribu Matahari.
Reines dan banyak tim lainnya mengaku merasa termotivasi karena pertanyaan kemunculan lubang hitam itu. Akan tetapi, pihaknya mengatakan belum bisa memutuskan jawaban dalam waktu dekat.
Sebab, masih ada banyak pengamatan yang perlu dilakukan. Terlebih, pengamatan yang telah dilakukan juga belum menemukan lubang hitam besar, dengan jumlah besar yang memiliki massa sekitar 10 ribu matahari.