Selasa 14 Jan 2020 14:20 WIB

AS dan Eropa Kolaborasi Ambil Sampel dari Planet Mars

Ilmuwan akan mempelajari kehidupan kuno di Mars.

Rep: Santi Sopia/ Red: Dwi Murdaningsih
Foto planet Mars yang diambil dari Mars Reconnaissance Orbiter NASA.
Foto: CNN
Foto planet Mars yang diambil dari Mars Reconnaissance Orbiter NASA.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjelajah Mars 2020 dari Badan Antariksa AS (NASA) dijadwalkan akan diluncurkan pada Juli tahun ini dan mendarat di dalam Jezero Crater selebar 28 mil (45 kilometer) pada Februari mendatang. Robot enam roda akan melakukan berbagai pekerjaan begitu sampai di sana. Tugas utamanya adalah mencari tanda-tanda kehidupan Mars kuno.

Dilansir laman Space.com, pencarian akan dilakukan di tanah di Jezero, di mana terdapat sebuah danau dan delta sungai miliaran tahun yang lalu. Robot juga akan mengumpulkan dan menyimpan sampel yang akhirnya dibawa ke Bumi agar para ilmuwan di laboratorium dapat meneliti lebih detail untuk setiap bukti organisme Mars.

NASA dan European Space Agency (ESA) akan bekerja sama untuk mendapatkan sampel-sampel itu. Direncanakan pada 2026 akan diluncurkan Earth Return Orbiter (ERO) dan misi Sample Retrieval Lander (SRL) milik ESA ke Planet Merah.

ERO akan menuju orbit Mars, sedangkan SRL akan menjatuhkan pendarat stasioner, Sample Fetch Rover (SFR) yang disediakan ESA, dan roket kecil yang disebut Mars Ascent Vehicle (MAV) di dekat lokasi pendaratan Mars 2020.

SFR akan mengambil sampel penjelajah Mars 2020 dan akan dibungkus dalam tabung yang disegel, kemudian membawanya kembali ke MAV. Mars 2020 dapat menyimpan beberapa sampel yang dibawa di tubuhnya.

MAV kemudian akan diluncurkan ke orbit Mars, menggunakan kontainer yang menyimpan sampel. ERO akan mengambil dan membawanya kembali ke Bumi dan diperkirakan mendarat pada tahun 2031, jika semuanya berjalan sesuai dengan rencana awal.

Tujuan ini akan menjadi momen penting. Para insinyur akan mendapat pencapaian teknologi yang luar biasa. Ilmuwan telah mengembalikan sampel dari bulan, tapi itu sedikit lebih dekat ke Bumi - dan para ilmuwan akan menikmati kesempatan untuk belajar banyak tentang Mars kuno.

Publik juga boleh jadi antusias dengan kabar ini. Kendati begitu, ada beberapa ketakutan, semisal apakah sampel yang dibawa ke Bumi cukup aman?

Sheri Klug Boonstra dari Mars Space Flight Facility Universitas Negeri Arizona menjelaskan, anggota tim pengembalian sampel Mars internasional perlu mulai mendidik dan melibatkan orang awam tentang upaya ini.

"Masyarakat harus menjadi bagian utama dari misi ini," kata Spesialis pendidikan sains yang merupakan peneliti utama dari Lucy Student Pipeline dan Program Enabler Kompetensi Siswa itu.

Sebagai contoh, masyarakat mungkin akan khawatir bahwa sampel dapat menyimpan semacam mikroba menular yang bisa lepas dan melepaskan wabah mematikan pada kemanusiaan. Tim sampel telah memikirkan kemungkinan ini, tentu saja, dan melakukan yang terbaik untuk memastikan hal itu tidak pernah terjadi.

Setelah tiba di Bumi, material Mars pertama-tama akan diperiksa di Fasilitas Penerima Sampel yang dibangun secara khusus, dan dirancang untuk mencegah kontaminasi di kedua arah. SRF akan dibuat dapat menggunakan laboratorium Level 4 Keamanan Hayati yang paling aman untuk mencegah virus jahat seperti Ebola," kata anggota tim Tim Haltigin dari Badan Antariksa Kanada.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement