Sabtu 25 Jan 2020 02:00 WIB

Ilmuwan Cari Bukti Bakteri Bisa Hidup di Bulan-nya Saturnus

Air di Enceladus, bulan-nya Saturnus dinilai memiliki energi untuk dukung kehidupan

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Enceladus, bulan-nya Saturnus.
Foto: NASA via sky.com
Enceladus, bulan-nya Saturnus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penemuan ilmiah terbaru menunjukkan bahwa reaksi kimia di dasar lautan Enceladus, bulan di Planet Saturnus memiliki adanya sumber energi yang cukup untuk mendukung kehidupan seperti di Bumi. Permukaan Enceladus ditutupi oleh es bersih setebal 18 hingga 24 mil, menjadikannya salah satu benda paling reflektif di tata surya.

Di bawah es di kutub selatan bulan diyakini ada lautan yang sangat besar. Para ilmuwan di Southwest Research Institute (SwRI) telah mengembangkan model baru menjelaskan bagaimana gumpalan gas dan semprotan laut beku yang telah meletus melalui retakan di permukaan Enceladus menunjukkan sebuah dunia yang kompleks di bawah kerak esnya. Antarmuka dinamis dari inti kompleks dan air laut berpotensi menciptakan sumber energi yang mungkin mendukung kehidupan.

“Meski kami belum menemukan bukti keberadaan kehidupan mikroba di lautan Enceladus, semakin banyak bukti untuk ketidakseimbangan kimia menawarkan petunjuk yang menggiurkan bahwa kondisi layak huni bisa ada di bawah kerak es bulan,” ujar Hunter Waite dari SwRI, penyelidik utama di balik analisis spektrometer misi Cassini NASA tentang bulan, dilansir Sky News, Jumat (24/1).

Senyawa organik yang diperlukan untuk kehidupan ditemukan dalam gumpalan air oleh probe milik NASA Cassini. Enceladus ditemukan oleh astronom Inggris William Herschel pada tahun 1789 menggunakan teleskop terbesar di dunia, berukuran 1,2 meter.

Kini pesawat probe Cassini melakukan penerbangan melewati kutub selatan Enceladus. Cassini mengambil sampel air yang diduga berasal dari lautan luas di bawah permukaan Enceladus. Senyawa organik, molekul yang mengandung karbon dan penting bagi semua kehidupan yang dikenal kemudian juga ditemukan.

“Bukti laut bawah permukaan mendukung dimasukkannya Enceladus di antara tempat-tempat yang paling mungkin di tata surya kita untuk menjadi tuan rumah kehidupan mikroba,” jelas NASA melalui sebuah pernyataan.

Senyawa-senyawa ini, termasuk diantaranya adalah molekul metanol, kini telah terdeteksi dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya. Dengan menggunakan teleskop radio IRAM, diketahui lebarnya  adalah 30 meter, di Sierra Nevada, Spanyol.

Sementara itu, Europa, bulan Jupiter yang jauh lebih besar juga dikenal memiliki air cair di bawah permukaannya. Karena itulah, Enceladus juga bisa menjadi habitat yang memungkinkan bagi mikroba ekstraterestrial. Air di Europa terjaga agar tidak membeku oleh pemanasan gaya pasang surut yang dihasilkan oleh gravitasi gas raksasa yang mengorbit bulan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement