Senin 27 Jan 2020 11:36 WIB

Gigi Berusia 3.000 Tahun Pecahkan Misteri Pisang di Pasifik

Ilmuwan menemukan bukti paling awal manusia mengambil dan mengolah pisang.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pisang
Foto: pixabay
Pisang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuan dari Universitas Otago menemukan bahwa manusia mulai mengangkut dan menanam pisang di Vanuatu sekitar 3.000 tahun yang lalu. Penemuan itu adalah bukti paling awal manusia mengambil dan mengolah pisang.

Dalam sebuah artikel yang terbit pada Nature Human Behavior, analis laboratorium senior di Universitas Southern Pacific Archaeological Research (SPAR), Monica Tromp menemukan partikel mikroskopis pisang dan tanaman lain yang terperangkap dalam plak gigi kalsifikasi pemukim pertama di Vanuatu.

Baca Juga

Dilansir di Scienedaily.com, temuan itu berasal dari kerangka berusia 3.000 tahun di situs Teouma di Pulau Efate, Vanuatu. Tromp menggunakan mikroskop untuk mencari mikropartikel dalam plak (yang juga dikenal sebagai kalkulus gigi), diambil dari gigi kerangka.

Teouma adalah pemakaman arkeologi tertua di Remote Oceania. Ini adalah sebuah wilayah yang meliputi Vanuatu dan semua pulau Pasifik di timur dan selatan, termasuk Hawaii, Rapa Nui, dan Aotearoa.

Pemakaman Teouma sangat unik, karena jarang ditemukan penguburan arkeologis yang terpelihara dengan baik di Pasifik. Umumnya, tulang tidak diawetkan dalam iklim panas dan lembab. Hal yang sama berlaku untuk beberapa materi yang terbuat dari bahan nabati dan juga makanan.

Temuan itu memungkinkan peneliti juga menemukan beberapa tanaman yang dimakan dan digunakan orang untuk membuat bahan, seperti kain dan tali di daerah itu, ketika pertama kali dijajah.

Penghuni pertama Vanuatu adalah orang-orang terkait dengan kompleks budaya Lapita yang berasal dari Pulau Asia Tenggara. Mereka berlayar ke Pasifik menggunakan kano. Mereka mencapai Pulau Vanuatu yang sebelumnya tidak berpenghuni, sekitar 3.000 tahun yang lalu.

Ada perdebatan tentang bagaimana orang Lapita paling awal bertahan ketika tiba untuk menetap di Vanuatu dan pulau-pulau lain yang sebelumnya tidak tersentuh di Pasifik. Diperkirakan, orang Lapita membawa tumbuhan dan hewan peliharaan dengan kano.

Namun, bukti langsung untuk tanaman itu belum ditemukan di Teouma sampai penelitian Tromp. "Salah satu keuntungan besar mempelajari plak atau kalkulus gigi yang terkalsifikasi adalah Anda dapat mengetahui banyak tentang bagian-bagian kehidupan manusia yang tidak terlihat," kata Tromp.

Plak terkalsifikasi dengan sangat cepat dan dapat menjebak apa pun yang Anda masukkan ke dalam mulut. Namun, temuan itu adalah hal-hal yang sangat kecil, yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop.

Penelitian itu dimulai sebagai bagian dari penelitian gelar PhD Tromp di Departemen Anatomi. Penelitian melibatkan kolaborasi dengan Vanuatu Cultural Centre, Vanuatu National Herbarium, dan komunitas desa Eratap, yakni pemilik tanah tradisional dari situs Teouma.

Tromp menghabiskan banyak waktu di depan mikroskop untuk menemukan dan mengidentifikasi mikropartikel yang diekstraksi dari 32 individu Teouma. Identifikasi positif pisang (Musa sp.) adalah bukti langsung dibawa dengan populasi Lapita paling awal ke Vanuatu.

Spesies kelapa sawit (Arecaceae) dan mikropartikel non-diagnostik pohon dan semak juga diidentifikasi, menunjukkan bahwa tanaman itu juga penting bagi kehidupan populasi awal ini.

Peneliti memperkirakan tanaman itu digunakan sebagai pembungkus makanan, pembuatan kain dan tali, atau untuk tujuan pengobatan. Artikel penelitian itu ditulis bersama Elizabeth Matisoo-Smith, Rebecca Kinaston, dan Hallie Buckley dari Universitas Otago, serta Stuart Bedford dan Matthew Spriggs dari Universitas Australian National.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement