Jumat 07 Feb 2020 03:00 WIB

Astronom Temukan Galaksi Raksasa Langka

Galaksi langka ini kini sudah gelap dan tidak aktif.

Rep: Febryan A/ Red: Dwi Murdaningsih
Galaksi (ilustrasi).
Foto: Science Alert
Galaksi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para astronom menemukan sebuah galaksi raksasa langka yang berada di alam semesta jauh atau 12 miliar tahun cahaya jaraknya dari bumi saat ini. Penemuan itu berkat W. M. Keck Observatory, sepasang teleskop yang kuat di puncak Maunakea, gunung berapi aktif di pulau Hawaii.

Galaksi yang baru ditemukan itu dinamai XMM-2599. Penemuan ini disebut akan memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari alam semesta saat masih berusia 1,8 miliar tahun. Untuk diketahui, alam semesta saat ini telah berusia sekitar 13,8 miliar tahun.

Baca Juga

"Bahkan sebelum alam semesta berusia 2 miliar tahun, XMM-2599 telah membentuk massa lebih dari 300 miliar matahari, menjadikannya sebuah galaksi yang sangat besar, kata penulis utama studi, Benjamin Forrest, seorang peneliti pascadoktoral di departemen fisika dan astronomi di University of California, Rabu (5/2).

Namun, galaksi raksasa ini diketahui tak lagi aktif. "XMM-2599 membentuk sebagian besar bintangnya dalam hiruk-pikuk besar ketika alam semesta berusia kurang dari 1 miliar tahun, dan kemudian menjadi tidak aktif pada saat alam semesta baru berusia 1,8 miliar tahun," ujarnya.

Gillian Wilson, seorang profesor fisika dan astronomi University of California, menduga XMM-2599 tidak aktif lagi lantaran terhentinya sumber energi, atau lubang hitamnya (black hole) mulai menyala. Ia menyebut galaksi ini sangat menarik untuk dipelajari lebih jauh.

Para ilmuwan yang terlibat dalam penemuan ini belum begitu yakin dengan dua kemungkinan tersebut. Mereka pun berharap bisa mendapatkan jawaban lewat pemantau lanjutan.

Para astronom juga berharap untuk lebih memahami bagaimana galaksi itu berperilaku ketika berevolusi. "Mungkin selama 11,7 miliar tahun berikutnya dari sejarah kosmik, XMM-2599 akan menjadi anggota pusat dari salah satu kluster galaksi paling terang dan paling masif di alam semesta lokal," kata salah satu penulis studi, Michael Cooper, seorang profesor astronomi di University of California.

Bukan tidak mungkin juga, lanjut Cooper, galaksi ini akan terus berada dalam isolasi. "Atau kita bisa memiliki skenario yang terletak di antara dua hasil ini," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement