REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC — Virus corona diketahui merenggut lebih dari 2.300 nyawa di China saja. Virus tersebut telah menyebar ke sejumlah negara lain hingga menumbuhkan kekhawatiran dan kepanikan.
Dilansir laman Times Now News, pada Ahad (23/2), kekhawatiran yang muncul, bahkan membuat bank sentral China membersihkan dan menghancurkan sebagian besar uang kertas yang berpindah tangan beberapa kali dalam sehari. Mereka tak ingin virus Covid-19 menempel di uang yang beredar ataupun tersimpan di bank.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), virus corona adalah kelompok virus yang umumnya ditemukan di antara hewan. Virus ini dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
CDC menjelaskan, virus corona menyebar paling banyak melalui aktivitas bersin dan batuk. Kendati demikian, virus yang menempel pada suatu permukaan juga berpotensi menginfeksi manusia yang bersentuhan langsung.
“Mungkin saja seseorang bisa mendapatkan Covid-19 dengan menyentuh permukaan atau benda yang memiliki virus di atasnya dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata mereka sendiri, tetapi ini tidak dianggap sebagai cara utama virus menyebar,” tulis situs web CDC.
Menurut CDC, virus flu dapat hidup pada permukaan tertentu selama sekitar 48 jam. Bahkan, virus flu masih berpotensi dapat menginfeksi orang jika permukaannya telah didesinfeksi.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Hospital Infection, virus corona manusia, seperti SARS dan MERS, diketahui bertahan pada permukaan benda mati selama periode sembilan hari. Lebih lanjut, diketahui bahwa membersihkan permukaan dengan produk disinfektan umum dapat membawa perubahan.
Penelitian itu juga menemukan bahwa kelompok virus corona manusia dapat dinonaktifkan dalam satu menit dengan desinfeksi permukaan. Dibutuhkan dengan sekitar 62-71 persen etanol, 0,5 persen hidrogen peroksida, atau 0,1 persen natrium hipoklorit atau pemutih untuk mengenyahkannya.
Penelitian itu dilakukan dengan menganalisis 22 studi yang diterbitkan sebelumnya terhadap virus corona. Seorang profesor penyakit menular di Universitas California, dr Charles Chiu, menjelaskan bahwa para peneliti bergantung pada data yang saat ini, yakni data SARS yang merupakan kerabat terdekat dengan virus corona dengan kemiripan urutan 80 persen.
Peneliti menyebut, virus corona SARS memiliki persistensi di permukaan kurang dari lima menit hingga sembilan hari. Namun, dia juga mengatakan sangat sulit untuk memperkirakan temuan itu pada virus corona saat ini, karena perbedaan strain, titer virus, dan kondisi lingkungan yang diuji dalam berbagai penelitian, serta kurangnya data.
“Diperlukan lebih banyak penelitian dengan menggunakan kultur virus corona baru untuk menentukan durasi agar dapat bertahan di permukaan,” kata Chiu.