REPUBLIKA.CO.ID, JEPARA--Jangan sampai Jepara ketinggalan teknologi, karena dengan aplikasi teknologi sangat membantu layanan kepada masyarakat. Jika warga Jepara suatu saat ada yang “digaruk” di Jakarta karena tidak membawa KTP jangan khawatir, karena sudah mempunyai layanan KTP nasional menggunakan keunggulan internet. Sehingga kalau “digaruk” tinggal dibuka saja web Kabupaten Jepara, dan disana dapat dibuktikan bahwa seseorang adalah warga Jepara.
Demikian dalam sambutan Bupati Jepara Drs Hendro Martojo, MM dalam kesempatan Pelatihan Internet Pesantren, Wahana Syiar Digital, yang digelar di Jepara pagi ini.
Keunggulan internet juga banyak bermanfaat untuk pengembangan diri misalnya, melalui internet kita bisa membaca novel dan banyak lagi. "Tidak usah khawatir masuk dunia internet karena internet adalah jendela dunia untuk mencari informasi bermanfaat," lanjut Martojo. Ia sendiri mengakui keunggulan internet, dan kini memiliki "rumah" di jagat maya, beralamat di www.hendromartojo.info.
Dalam kesempatan yang sama Rosyido Umam Aly, GM Unit Consumer Service Regional Telkom Jawa Tengah menegaskan bahwa memutihkan internet adalah merupakan tugas kita bersama. Itu sebabnya, pihaknya mendidik pesantren untuk mengenal dunia internet agar para santri dapat memberikan kontribusi positif di dunia maya.
Sejalan dengan Rosyido, manajer iklan Harian Republika, Indra Wisnu Wardana, mengajak para santri untuk memutihkan internet. Mengapa memutihkan internet? "Inilah upaya kitan untuk mengubah konotasi negtif di internet," paparnya dalam awal sambutan.
Ia melanjutkan, betapa informasi yang positif kerap "terlipat" oleh informasi negatif. "Pagi ini kawan kami dari Republika Online melalui search engine mencari data tentang porn (porno), ditemukan sebanyak 790 juta item, sedangkan kata Islam, santri, pesantren, moslem hanya ditemukan kurang lebih 300 juta item. Inilah yang menjadi penyemangat Republika dan Telkom untuk terus berupaya memutihkan internet agar lebih berbudaya," katanya.
Selain nara sumber dari para pakar internet dan ICT, pelatihan yang telah menapaki tahap ke-3 angkatan pertama juga menghadirkan Blogger sukses Muhammad Rijal AR Sutadiredja dari Semarang dan Dimas Prasetyo seorang blogger tuna netra dari Jakarta.
Pelatihan yang akrab dengan sebutan Santri Indigo ini dilangsungkan di Gedung NU cabang Jepara selama dua hari (19 – 20 Maret 2011) diikuti oleh 100 santri terdiri dari 75 santri dan 25 ustad dari 30 pesantren di Jepara dan sekitarnya. Program yang mengusung tema Putihkan Internet ini merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) Telkom dan Republika.