Selasa 27 Sep 2011 20:56 WIB

Sstt... Ada yang Lebih Cepat dari Cahaya Lho

Rep: Agung Sasongko/ Red: Djibril Muhammad
ilustrasi
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Ilmuwan kenamaan Albert Einstein pernah mengatakan tidak ada yang mampu mengalahkan kecepatan cahaya. Sayang, si empunya teori relativitas ini harus gigit jari. Sebab sebuah riset terbaru menyimpulkan elemen subpartikel bernama Neutrino mampu mengalahkan kecepatan cahaya.

Juru Bicara Peneliti Internasional, Antonio Ereditato mengatakan dari hasil riset selama tiga tahun menunjukan neutrino yang dilontarkan dari kantor pusat European Organization for Nuclear Research (CERN), dekat Jenewa ke Gran Sasso di Italia telah tiba 60 nanodetik, lebih cepat daripada cahaya.

"Kami memiliki keyakinan tinggi dalam hasil riset. Kami telah mengecek dan memeriksa ulang untuk kemungkinan salah perhitungan. Nyatanya, kami tidak menemukan apa-apa," papar Antonio seperti dikutip telegraph.co.uk, Selasa (27/9).

Ia pun mengharapkan peneliti independen untuk melakukan perhitungan ulang agar akurasi perhitungan dapat dipertanggungjawabkan. "Sekarang kami ingin rekan-rekan untuk memeriksanya," ungkapnya.

Jika benar akurat, penemuan itu akan melemahkan teori relativitas Albert Enistein, yang mengatakan kecepatan cahaya adalah 'konstanta kosmik' dan tidak ada satu zat pun di alam raya yang bergerak cepat seperti cahaya.

Pernyataan itu telah bertahan lebih dari satu abad. Melalui teori itu, selanjutnya menjadi model standar ilmu fisika, digunakan untuk menggambarkan alam semesta beserta segala isinya.

Para peneliti sama sekali tidak menduga proyek bernama OPERA mampu mematahkan teori si jenius. Sebanyak 15.000 neutrino dilontarkan selama tiga tahun dari CERN menuju Gran Sasso 730 (500 mil) km, di mana mereka dijemput oleh detektor raksasa.

Hasilnya, cahaya mampu menempuh jarak sekitar 2,4 perseribu detik, tetapi waktu neurtino mampu mencapai 60 nanodetik atau 60 miliar detik. "Ini adalah perbedaan kecil. Tetapi secara konseptual itu sangat penting. Temuan ini sangat mengejutkan," kata Ereditato, yang juga bekerja di Universitas Bern di Swiss,

Ereditato menolak untuk berspekulasi mengenai apa yang mungkin terjadi apabila temuan ini secara resmi diberitahu dalam penemuan di CERN, Jumat mendatang. "Saya hanya tidak ingin memikirkan implikasi. Kami adalah ilmuwan dan bekerja dengan apa yang kita tahu," pungkasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement