REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pola setrip pada zebra menjadi teka-teki yang mengusik banyak peneliti hampir selama 150 tahun. Para peneliti menyuguhkan sejumlah kemungkinan mulai dari mengacaukan pandangan pemangsa hingga menghindarkan dari gigitan serangga.

Menggunakan teknik komputasi, manusia kesulitan mencari objek tetap dengan motif bergaris. Hal yang menguntungkan zebra dari perburuan. Sementara serangga juga cenderung lebih mudah hinggap pada objek berwarna seragam dibanding yang bergaris-garis.

Dalam Nature Communication edisi April, sekelompok ilmuwan menguji hipotesis motif garis-garis pada zebra membuat mereka terlindung dari sengatan panas atau motif itu lebih mampu menarik pasangan. 

Mereka mencoba mencari tahu mana di antara keduanya yang lebih masuk logika ekologi. Hasilnya, pola garis pada zebra digunakan untuk melindungi diri dari serangga pengisap darah yang jadi vektor penyakit.

Para peneliti menemukan jenis lalat kuda dan lalat tsetse dengan tiga jenis zebra yang memiliki pola garis berbeda Equus burchelli, E. zebra, dan E.grevyi memiliki hubungan saling tumpang tindih.

Menghindari serbuan lalat penyebar penyakit dinilai memiliki kaitan evolusi ornamentasi berbagai jenis zebra. Para peneliti menemukan.banyak serangga pengganggu yang mengerubungi zebra-zebra di Taman Nasional Katavi Tanzania ini setiap tahunnya. Zebra dengan pola garis hitam putih nampaknya cukup mampu mengacaukan pandangan lalat-lalat.

Tapi mengapa zebra mudah terifeksi penyakit yang diperantarai lalat? Jawaban pasti pertanyaan ini juga masih misterius. Namun, para peneliti menduga tipisnya kulit zebra membuat mereka menjadi rentan terhadap gigitan serangga dan bahkan dapat berakibat fatal.

Ikuti Whatsapp Channel Republika