REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Polres Bandung telah menilang lebih dari lima ribu kendaraan melanggar aturan selama Operasi Zebra 2014 berlangsung 26 November hingga 9 Desember 2014. Angka itu disebut menurun ketimbang peridode sama tahun lalu.
"Hasilnya Operasi Zebra, untuk tilang pelanggaran lalu lintas berjumlah 5.481," kata Kasat lantas Polres Bandung, AKP Eko Munaryanto, kepada Republika, di Mapolres Bandung, Jumat (12/12)
"Kalau dibandingkan dengan tahun 2013 dengan periode yang sama itu 5.675. Sehingga, perbandingannya mengalami penurunan sebesar kurang lebih tiga persen.’’
Eko mengatakan, untuk jumlah tilang sendiri berjumlah 5.016, untuk teguran simpatik sebanyak 467. Kemudian, lanjut Eko, untuk data kecelakaan lalu lintas selama Operasi Zebra yaitu ada lima kecelakaan, sama dengan tahun kemarin yaitu sebanyak lima kejadian, namun untuk korban meninggal mengalami penurunan.
Kecelakaan menyebabkan 4 orang meninggal, 3 luka berat, 4 luka ringan. Kerugian materiil disebut mencapai Rp 1.750.000.
Untuk jenis pelanggaran, kata Eko, didominasi pada penindakan pelanggaran dengan tilang yaitu oleh pemakaian helm standar, baik oleh pengendara maupun penumpang kendaraan roda dua. Jumlah pelanggar mencapai 2623 pelanggaran, yang apabila dibandingkan dengan tahun kemarin mengalami kenaikan sebesar 0,1 persen.
Untuk kendaraan roda empat, Eko mengungkapkan penindakan fokus kepada teknis kelayakan jalan. Seperti angkutan umum, penumpang dan barang. "Dan ini sangat besar, karena mengalami kenaikan sebesar 868 persen. Untuk pelanggar teknis layak jalan,’’ jelas Eko.
Eko menuturkan, Setelah pihaknya melakukan evaluasi pasca-Operasi Zebra, dirinya menilai kesadaran penggunaan helm di kabupaten Bandung mulai meningkat. Kemudian untuk angkutan umum juga terlihat tertib, terutama di wilayah rancaekek, cileunyi dan cicalengka. "Itu sekarang sudah minim sekali pelanggarannya,’’ paparnya.
Wilayah operasi dilakukan di seluruh Kabupaten Bandung, namun difokuskan pada wilayah Cileunyi sampai dengan Nagreg. Karena, di wilayah tersebut banyak angkutan umum serta banyak yang melawan arus seperti di wilayah Rancaekek dan Cicalengka.