Selasa 07 Jan 2020 05:45 WIB

Begini Penjelasan Proses Tubuh Hancur Selama di Alam Kubur

Proses tubuh hancur selama di alam kubur bukti kefanaan hidup.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Proses tubuh hancur selama di alam kubur bukti kefanaan hidup.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Proses tubuh hancur selama di alam kubur bukti kefanaan hidup.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah kehidupan dunia, seluruh manusia akan mengalami kematian lalu menjalani kehidupan di alam kubur. 

Dalam alam kubur inilah, perubahan jasad manusia terjadi dan hanya segelintir dari manusia yang jasadnya tetap baik tanpa menggunakan formalin atau perawatan mayat tertentu.

Baca Juga

Sebelum lebih jauh membahas mengenai bagaimana perubahan jasad manusia di alam kubur, ada baiknya kita perlu menengok kembali pentingnya mempercayai adanya kehidupan di alam kubur. Kehidupan di alam kubur dalam Islam merupakan suatu hal yang harus dipercaya. 

Rasulullah dalam hadis riwayat Ahmad dari Sahabat Anas bin Malik, beliau bersabda:

لولا أنْ لا تَدافنوا لدعوتُ اللهَ أنْ يُسمِعَكمْ مِنْ عذابِ القبرِ

Lau la an la tudafanu lada’autullaha ‘azza wa jalla an yusmia’kum min adzabil-qabri ma asma’ani,”. Yang artinya: “Seandainya kalian tidak akan saling menguburkan (jenazah), tentulah aku (Rasulullah) akan berdoa kepada Allah agar memperdengarkan kepada kalian siksa kubur yang aku dengar,”.

Dengan hadis tersebut, Rasulullah menyerukan kepada manusia untuk saling melakukan interaksi sosial dan juga kepedulian terhadap orang mati. 

Tak hanya itu, Rasulullah juga menegaskan bahwa terdapat kehidupan di alam kubur, baik itu berupa siksaan atau bahkan sebuah kenikmatan menunggu dari hamba-hamba Allah yang saleh.

Hanya saja perlu ditekankan, kehidupan alam kubur bukanlah kehidupan yang berada di dalam tanah. Hanya Allah yang tahu di mana letak alam kubur itu berada, manusia hanya perlu mengimaninya saja bahwa ada siksa dan nikmat atasnya.

Dalam buku Lulus Interview di Alam Kubur dari rangkuman berbagai penulis, jasad manusia di alam kubur akan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Pada malam pertama di alam kubur, jasad manusia mulai mengalami pembusukan di daerah perut dan kemaluan.

Karena itu, agar selamat kita harus menjaga perut kita dari mengkonsumsi hal-hal haram. Sedangkan kita juga harus menjaga kemaluan kita agar dapat menyalurkannya sesuai syariat Islam.

Pada malam kedua, mulailah anggota-anggota tubuh yang lain ikut membusuk. Seperti limpa, hati, paru-paru, hingga lambung. Di hari ketiga, anggota-anggota tubuh tersebut mengeluarkan bau yang tidak sedap. 

Adapun di waktu sepekan setelah jasad manusia berada di dalam kubur, bagian wajah akan tampak membengkak. Seluruh anggota wajah seperti maha, pipi, lisan (mulut), dan juga hidung. Pembusukan jasad terus berlangsung hingga di hari ke-10, kali ini pembusukan terjadi makin ekstrem dan menyambangi anggota-anggota tubuh seperti yang ada di bagian perut dan dada.

Perjalanan perubahan jasad manusia di dalam kubur terus berlanjut. Di pekan kedua, elemen rambut mulai rontok dan tercerabut dari kepala. Kemudian, karena adanya perpaduan dari berbagai proses pembusukan tersebut, hewan-hewan dapat mencium bau busuknya dari jarak lima kilometer.

Segala hal yang pernah dianggap membanggakan dari diri manusia, tercerabut satu-satu. Setelah enam bulan berlangsung, kebanyakan perubahan jasad mulai masuk ke dalam tahapan rangka tulang. Daging yang membalut tulang mulai hilang dimakan hewan-hewan dan bakteri di dalam tanah.

Dan setelah 25 tahun berada di dalam kubur, rangka tubuh manusia akan berubah menjadi semacam biji. Dan dalam biji tersebut terdapat satu tulang yang sangat kecil yang disebut ajbudz dzanab atau tulang ekor. Dari tulang inilah nantinya manusia akan kembali dibangkitkan Allah SWT pada yaum al-akhir atau hari kiamat.

Perubahan jasad manusia dalam kubur ini juga tak lepas dari kehidupan yang menyertai di dalamnya. Ada siksa dan ada juga nikmat yang Allah berikan di dalamnya. Adalah amal serta ketakwaan manusialah yang dapat menjadi penolong dan menjadi sumber ketenangan hidup di alam tersebut.

Hidup di dunia hanya sementara. Dunia adalah persinggahan, yang diisi oleh kilau dan juga kesenangan fana. Allah memang tidak menyajikan dunia hanya untuk dijalani dengan kesulitan saja oleh manusia, manusia boleh bersenang-senang di dalamnya, namun tetap dalam pakem syariat. Hal ini agar menjadi bekal manusia, oleh-oleh iman dan takwa dari dunia untuk dapat menapaki alam-alam selanjutnya yang Allah ciptakan.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.

(QS. Ali 'Imran ayat 103)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement