Jumat 18 Oct 2013 05:06 WIB

Mangrove Bisa Diolah Jadi Aneka Produk Penganan

Red: Dewi Mardiani
Indonesia memiliki 88 spesies tanaman mangrove. Ilustrasi.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Indonesia memiliki 88 spesies tanaman mangrove. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tanaman mangrove (bakau) yang banyak terdapat di wilayah pesisir Indonesia selain kayunya dimanfaatkan untuk bahan produk industri, ternyata juga bisa dijadikan berbagai produk makanan olahan.

Hal itu terungkap dalam pameran aneka produk mangrove yang ditampilkan di tengah Seminar Pelestarian Mangrove yang diselenggarakan oleh Fakultas Kehutanan IPB dan PT Bintuni Utama Murni Industries (BUMWI) I di Bogor, Kamis (17/10).

Sejauh ini memang sudah banyak bahan pangan terbuat dari berbagai species tanaman mangrove yang secara tradisonal sudah dikonsumsi oleh masyarakat pesisir, namun pemanfaatannya sebagai produk pangan masih bersifat insidentil atau hanya kala terjadi krisis pangan.

Sebagai contoh, salah satu species mangrove, yakni api-api (avicennia spp), buahnya dapat dijadikan tepung untuk selanjutnya diolah menjadi kue bolu, onde-onde, bingka, ketimus atau cendol, dan keripik serta berbagai jenis panganan cemilan lainya.

Sementara spesies lainnya, yakni pedada (sonneratia spp), buahnya juga bisa dijadikan tepung untuk bahan kue wajik, lempok (dodol), jus, sirup atau minuman instan, sedangkan tanaman nipah (nypa fructicans), dari tandannya bisa dihasilkan bahan pembuat gula nipah, dan buahnya bisa dimasak untuk dijadikan kolak nipah.

Spesies mangrove lainnya, tanaman jeruju (achantus iliciofolius), ekstrak daunnya dapat diolah menjadi kerupuk, tanaman waru laut (hibiscus tilaceus) daunnya bisa dijadikan bahan pembuat tempe, sedangkan tanaman lindur (bruguiera gymnorhyza) buahnya juga bisa dijadikan tepung untuk selanjutnya bisa diolah sebagai bahan berbagai jenis penganan.

"Areal lahan tanaman mangrove juga menjadi habitat kepiting dan produk hasil laut lainnya," kata Direktur PT BUMWI, T. Suwandi di tengah pameran tersebut seraya menambahkan bahwa pengembangan hutan mangrove selain meningkatkan kesejahteraan warga di sekitarnya, juga bermanfaat untuk pelestarian lingkungan.

Menurut catatan, areal hutan mangrove menjadi habitat berbagai satwa seperti kera, ular, kepiting, udang dan keong, sedangkan kecambah (propagul) dari buah mangrove juga bisa dimanfaatkan untuk pewarna batik.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَقَالُوْا لِاِخْوَانِهِمْ اِذَا ضَرَبُوْا فِى الْاَرْضِ اَوْ كَانُوْا غُزًّى لَّوْ كَانُوْا عِنْدَنَا مَا مَاتُوْا وَمَا قُتِلُوْاۚ لِيَجْعَلَ اللّٰهُ ذٰلِكَ حَسْرَةً فِيْ قُلُوْبِهِمْ ۗ وَاللّٰهُ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu seperti orang-orang kafir yang mengatakan kepada saudara-saudaranya apabila mereka mengadakan perjalanan di bumi atau berperang, “Sekiranya mereka tetap bersama kita, tentulah mereka tidak mati dan tidak terbunuh.” (Dengan perkataan) yang demikian itu, karena Allah hendak menimbulkan rasa penyesalan di hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan, dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

(QS. Ali 'Imran ayat 156)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement