Jumat 10 Apr 2015 17:07 WIB

Polri: Jangan Terpaku Pada ISIS Tapi Juga Situs Perusak Generasi

Red: Esthi Maharani
Protes netizen atas pemblokiran situs media Islam.
Foto: facebook
Protes netizen atas pemblokiran situs media Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Republik Indonesia mengharapkan pemblokiran laman web yang dilakukan pemerintah jangan hanya terpaku pada paham radikal seperti ISIS saja namun juga pada situs lainnya yang berpotensi merusak generasi penerus bangsa.

"Menurut pandangan saya, hal ini sangat bagus, meskipun masih ada yang kurang. Bukan saja masalah ISIS tapi juga laman web porno dan lain sebagainya yang merusak generasi muda harus dibersihkan," kata Kabag Intelkam Mabes Polri Komjen Djoko Mukti Haryono di Jakarta, Jumat (10/4).

Dia juga memahami bahwa laman berbau porno lebih mudah terawasi datipada situs yang berkonten radikal.

"Komentarnya memang bahwa situs porno lebih mudah diblokir daripada laman yang berbau radikal, tapi ini jangan jadi celah yang baik untuk perkembangan situs yang merusak tersebut," katanya.

Hal tersebut juga, kata Djoko menjadi pekerjaan rumah bagi semuanya untuk mencermati berbagai laman web yang beredar di dalam jaringan dan bisa diakses masyarakat dengan mudah.

"Situs yang dibuka di internet ini, kalau ditutup disini dibuka disana, keluar lagi, jadi nggak selesai-selesai. Inilah yang menjadi PR bagi kita bagaimana mencermati situs-situs baik yang radikal ataupun yang merusak moral lainnya," katanya.

Terkait dengan laman web yang dicurigai bermuatan radikal yang telah diblokir oleh Kemenkominfo sebanyak 22 situs itu, ada yang protes dan ada yang tidak, Djoko mengatakan ada kemungkinan diantara yang tidak mengajukan keberatan adalah memang dari kelompok militan.

"Yang tidak protes itu, mungkin dari kelompok militan untuk masukan dari pak Asad situs lainnya kita akan pelajari sama-sama," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement