Selasa 07 Jun 2016 09:45 WIB

Kepemimpinan Kepala Daerah Pengaruhi Produktivitas Hutan Rakyat

Rep: Christiyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Hutan tropis
Hutan tropis

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Perilaku kepemimpinan transglobal berperan sebagai penggerak pemberdayaan masyarakat di kawasan Hutan Tanaman Rakyat (HTR). Untuk menyukseskan produktivitas hutan yang lebih baik, pemimpin yang dalam hal ini kepala daerah, berperan sebagai katalis.

Pernyataan itu disampaikan Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Hendroyono dalam sidang disertasinya di Universitas Brawijaya, Sabtu (4/6). Bambang meraih gelar doktor Ilmu Adminstrasi dari Universitas Brawijaya Malang.

Bambang mengangkat disertasi berjudul 'Kepemimpinan Transglobal sebagai Penggerak Produktivitas Hutan Produksi pada Hutan Tanaman Rakyat (HTR) di Indonesia'. Hadir sebagai promotor adalah Bambang Supriyono dan ko-promotor Andy Fefta Wijaya dan Fadel Muhammad.

Penelitian ini menguji pengaruh kepemimpinan transglobal kepala daerah melalui pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan berbasis good governance terhadap peningkatan produktivitas hutan produksi di HTR. Bambang menyoroti pengaruh intelegensia kepala daerah dalam pencapaian produktivitas HTR. Menurut Bambang, hasil penelitian ini memberikan rekomendasi bagi KLHK pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan HTR.

"Penelitian ini merekomendasikan kepada KLHK untuk melakukan sosialisasi, pendampingan, penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan kepada masyarakat dalam kebijakan HTR mulai dari perencanaan hingga pembangunan," ujarnya usai sidang.

Usai meraih gelar doktor, Ketua Ikatan Alumni IPB ini berjanji akan segera mengimplementasikan hasil risetnya untuk menjawab persoalan di lapangan terkait HTR. Penelitian ini menemukan bahwa kepemimpinan berlandaskan IQ, EQ, SQ, ditambah intelegensia global, bisnis, dan budaya mampu meningkatkan produktivitas hutan secara ekonomis, efektif, dan efisien. Kesuksesan tersebut  juga tidak bisa dilepaskan dari partisipasi masyarakat lewat program pemberdayaan masyarakat serta good governance.

Berdasarkan data Ditjen PHPL pada Juni 2015, produktivitas HTR masih sangat rendah. Luas pencadangan areal yang ditetapkan menteri sepanjang 2011-2015 hanya 746.220 hektar. Perizinan yang dikeluarkan kepala daerah baru mencapai 26,06 persen atau 194.464 hektar. Sedangkan penanaman yang dilakukan oleh masyarakat baru mencapai 16,73 persen atau 14.390 hektar.

Penelitian ini merekomendasikan kepada kepala daerah yang melaksanakan program HTR dan para pemimpin yang menghadapi permasalahan global lain untuk memiliki intelegensia tinggi. Di sisi lain, para pemimpin harus berperilaku tahan terhadap ketidakpastian dan mampu membangun konektivitas tim.

"Dengan penguatan intelegensia dan perilaku berlandaskan kepemimpinan transglobal mampu meningkatkan produktivitas pada organisasi yang dipimpinnya," pungkas Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement