Sabtu 11 May 2019 20:14 WIB

Lebanon akan Naikkan Intensif Tentara di Perbatasan Israel

Rencana kenaikan intensif tentara tersebut memicu polemik.

Red: Nashih Nashrullah
Tentara Lebanon
Foto: EPA/Alejandro Garcia
Tentara Lebanon

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemerintah Lebanon mengatakan akan meningkatkan intensif bagi  tentara yang bertugas di garis depan dengan Israel. Insentif tersebut dirancang untuk pasukan garis depan, namun akan diterapkan secara luas.

Permintaan untuk penerapan ketat skema "Measure 3", yang dimasukkan ke dalam RAPBN, memicu pemogokan dan aksi protes dalam beberapa pekan belakangan, termasuk di kalangan pensiunan militer.

Baca Juga

Ekonomi Lebanon dibebani dengan salah satu utang publik terberat di dunia, dan pekan ini Perdana Menteri Saad al-Hariri mengatakan kegagalan untuk meloloskan anggaran "realistis" sama saja dengan "operasi bunuh diri".

RUU pembayaran sektor publik menjadi pengeluaran terbesar pemerintah, selain biaya pembayaran utang.

Berdasarkan "Measure 3" satu tahun bertugas di garis depan dihitung setara dengan tiga tahun kompensasi akhir karier prajurit.

"Pemerintah akan memberlakukan UU yang menetapkan bahwa Measure 3 (diperuntukkan bagi prajurit) yang berhadapan langsung dengan musuh Israel," kata Menteri Informasi Jamal al-Jarrah. Pihaknya juga menuturkan bahwa usia pensiunan bagi tentara akan dinaikkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement