Sabtu 03 Aug 2019 17:03 WIB

Korban Meninggal Gempa Banten Bukan karena Tertimpa Bangunan

Empat korban meninggal saat gempa Banten disebabkan serangan jantung dan kelelahan.

Red: Ani Nursalikah
Sejumlah anggota TNI membongkar rumah yang rusak akibat gempa di Kampung Jaura, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8/2019).
Foto: Antara/Weli Ayu Rejeki
Sejumlah anggota TNI membongkar rumah yang rusak akibat gempa di Kampung Jaura, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PLH Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo menyebutkan empat korban meninggal saat gempa Banten disebabkan serangan jantung dan kelelahan, bukan karena tertimpa bangunan. Gempa di Banten berkekuatan magnitudo 6,9 terjadi pada Jumat (2/8) pukul 19.03 WIB malam

Berdasarkan data terkini, korban atas nama Rasinah (48 tahun), warga Kabupaten Lebak diketahui meninggal karena terkena serangan jantung saat gempa berlangsung. Korban lainnya, yakni Salam (95) yang juga warga Banten meninggal karena kelelahan saat proses evakuasi.

Baca Juga

Selain dua warga Banten yang meninggal saat gempa, dua korban lainnya diketahui berasal dari Kabupaten Sukabumi. Sebagian kawasan Sukabumi memang ditetapkan dalam status Waspada.

“Korban terpeleset saat mengungsi atas nama H. Ajay (58) dan Ruyani (35) yang terkena serangan jantung. Jadi dampaknya saat mengungsi karena serangan jantung bukan karena reruntuhan,” kata Agus saat konferensi pers terkait perkembangan gempa Banten di kantor BNPB, Sabtu (3/8).

Bangunan yang rusak sampai saat ini tercatat 223 rumah dengan tingkat kerusakan yang bervariasi dari ringan sampai berat yang tersebar di beberapa wilayah. “Tapi masyarakat sudah punya respons yang baik untuk mengevakuasi diri mereka ketika gempa terjadi,” ucap dia.

BNPB pun masih terus memperbaharui data terutama terkait kerugian materil yang terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement