Kamis 19 Dec 2019 04:48 WIB

Buruh Migran Indonesia Harus Punya Jiwa Nasionalisme Tinggi

Buruh atau pekerja migran harus mempromosikan Indonesia di negara-negara penempatan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/11/2019).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziyah mendorong Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk memiliki jiwa nasionalisme tinggi. Kemudian dapat mempromosikan Indonesia di negara-negara penempatan.

Dorongan Menaker RI sebenarnya tidak lepas dengan masalah yang terjadi belakangan ini. Indonesia tengah mengalami problematika yang berpotensi memecah belah kebinekaan. "Merongrong tatanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), hal ini sudah merambah kepada para pekerja migran kita," kata Ida dalam sambutannya di GOR Vira Yudha Madivif 2 Kostrad Kabupaten Malang, Rabu (18/12).

Baca Juga

 

Melihat kondisi tersebut, Menaker RI menilai, kementeriannya harus bergerak cepat. Salah satunya dengan melakukan koordinasi dan memutuskan untuk memberikan wawasan kebangsaan dan ideologi kepada para PMI. Mereka harus mendapatkan bekal ini sebelum berangkat ke luar negeri. "Sehingga sudah tertanam ideologi pancasila dan pulang tetap bangga dengan Indonesia," ucapnya.

Selain itu, Ida juga mengaku, telah menerima sejumlah laporan terkait anak-anak para PMI. Mereka mulai menunjukkan pemikiran dan tindakan yang tidak toleran. Dalam hal ini termasuk kurang menghargai perbedaan di antara sesama saat bekerja di luar negeri.

Menurut Ida, pemerintah pada dasarnya tidak pernah melarang ekspresi beragama apapun. Pemerintah justru mendukung sepenuhnya apabila anak-anak muda yang bekerja di luar negeri tetap menjalankan ibadah. Lalu melaksanakan ritual agamanya secara rutin dan konsisten.

Meski demikian, Ida berharap, generasi bangsa dapat lebih memastikan lagi cara pandangnya dalam beragama. Dengan kata lain, tanpa harus mengurangi rasa kebangsaan Indonesia. "Pastikanlah agar cara pandang kita dalam beragama tidak mengurangi penghargaan kita akan perbedaan dan kebinekaan. Agama dan kebangsaan ada dalam satu tarikan napas. Keduanya penting," jelasnya.

Berdasarkan fenomena ini, Kemenaker pun melakukan kerja sama dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Keduanya akan memulai dan mengembangkan program PMI sebagai Duta Bela Negara. Dengan kerja sama ini, Ida menilai, kurikulum bela negara akan dapat masuk ke dalam bahan pelatihan bagi para calon PMI.

"Nota kesepahaman ini tentu akan kita tindak lanjuti dengan kesepakatan yang lebih terinci tentang pelaksanaan pelatihan bela negara ini nantinya. Insya Allah, di bulan-bulan awal tahun 2020 hal ini sudah dapat kita mulai bersama," ujar Ida dalam pidato sambutannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement