Sabtu 04 Apr 2020 06:07 WIB

Mengintip Kesiapan IPB Laksanakan Pembelajaran Daring

Perkuliahan, konsultasi, seminar dan ujian tugas akhir akan dilakukan secara daring.

Red: Irwan Kelana
Gedung Rektorat IPB University.
Foto: Dok IPB University
Gedung Rektorat IPB University.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Memasuki paruh kedua Semester Genap Tahun Akademik 2019/2020, IPB University lebih memilih menjalankan kegiatan akademiknya secara online atau daring. Kebijakan ini diambil dalam rangka mengurangi risiko merebaknya wabah Covid-19 di lingkungan  kampusnya. Tidak hanya kegiatan perkuliahan yang dilakukan melalui daring, kegiatan konsultasi, seminar dan ujian tugas akhir multistrata juga akan dilakukan secara daring.

Tatacara penyelenggaraannya, akan diatur oleh unit kerja masing-masing dengan mengacu pada tata cara yang sudah dipraktikkan selama ini, namun penyelenggaraannya dilaksanakan secara online.

"Pandemi virus Corona dan ketentuan Work From Home (WFH) ini membuat kita semua ‘dipaksa’  untuk siap atau tidak siap harus melakukan pembelajaran daring. Kita bisa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya situasi ini dengan semangat untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran di IPB University. Mari kita jadikan momentum ini untuk memulai pembelajaran daring sebagai bagian dari proses blended learning yang sudah dirancang dalam K2020," papar Dr Drajat Martianto, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB University, dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Sementara itu, mahasiswa yang sedang melaksanakan penelitian di laboratorium mupun laboratorium lapang secara mandiri masih dapat melanjutkan kegiatannya di laboratorium selama mengikuti protokol pencegahan penyebaran Covid-19 dan tidak melanggar ketentuan sosial/physical distancing.

Dr Drajat juga menjelaskan bahwa kegiatan kuliah paruh kedua semester genap ini akan dilaksanakan secara daring mulai tanggal 6 April 2020 dan diharapkan berakhir pada tanggal 17 Mei 2020. Jadwal kuliah harian dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah diatur oleh Direktorat Administrasi Pendidikan dan Penerimaan Mahasiswa Baru (APPMB) atau kesepakatan antara dosen dengan mahasiswa dan dimungkinkan dapat diselenggarakan pada malam hari.

Kegiatan kuliah secara daring ini akan diikuti oleh hampir semua mata kuliah multistrata yang ada di IPB University. Namun demikian, terdapat beberapa mata kuliah yang belum bisa diajarkan melalui daring.

“Belum semua mata kuliah dirancang dan disiapkan secara online, IPB University bukan Universitas Terbuka (UT) sehingga kebijakan awal sebelum Learning From Home (LFH) adalah dari 14 kali pertemuan dalam satu semester dan hanya diperbolehkan maksimal tujuh kali pertemuan yang diajarkan secara online,” papar Ir Lien Herlina MSc, Direktur Pengembangan Program dan Teknologi Pendidikan, IPB University.

Meskipun demikian, lanjut Lien, hampir semua mata kuliah sudah siap dengan rancangan blended learning tersebut dan semua mata kuliah dapat diajarkan melalui daring kacuali mata kuliah yang diajarkan untuk pendidikan vokasi. Pasalnya, pendidikan vokasi nature pembelajarannya lebih ke melatih dan membekali skill mahasiswa sehingga beberapa mata kuliah tidak bisa diselenggarakan melalui daring.

“Ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan, untuk mata kuliah yang mengajarkan skill atau keterampilan mekanistik, dapat diajarkan dengan bantuan video. Kalau untuk keterampilan yang kompleks, bisa menggunakan model-model best practice pembelajaran melalui film atau simulasi pabrik yang menggunakan artificial intelligence, tetapi cara ini memerlukan keterampilan mengajar tingkat advance,” ungkap Lien.

Kondisi darurat (kahar) seperti ini, lanjutnya, akan sedikit terganggu ketercapaian Learning Outcome (LO) di Sekolah Vokasi, tetapi ini terjadi di manapun di dunia karena nature-nya mata kuliah di vokasi memang mengajari keterampilan dan harus dipraktikkan.

Supaya pembelajaran daring ini mencapai target, setiap mata kuliah sudah dilengkapi panduan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan Rencana Pembelajaran Daring (RPD). Di dalam dokumen tersebut dilengkapi dengan LO serta bentuk uji atau asesmennya sehingga ketika moda pembelajarannya diubah, yaitu tidak dengan tatap muka tetapi dengan virtual, proses atau mekanisme ketercapaian LO tidak terpengaruh secara signifikan. Pembelajaran daring, berpengaruh pada kreativitas dosen dalam mengkonversi bentuk materi ajar, bentuk ujian atau tugas yang harus fit in dengan model online dan tidak membebani mahasiswa. Di samping itu, bentuk ujian yang dilakukan harus mampu mengeksplorasi kreativitas dosen dan mahasiswa sehingga capaian pembelajaran bisa dipastikan tidak meleset jauh.

“Kami telah memberikan pelatihan pembelajaran daring bagi lebih 700 dosen di IPB University. Ini disiapkan untuk implementasi K2020 multistrata atau kurikulum pendidikan IPB 4.0 yang sangat selaras dengan kebijakan Merdeka Belajar. Jadi dengan kondisi kahar yang tidak terduga seperti ini, IPB University sudah siap walaupun tadinya bukan untuk menghadapi kondisi kahar ini,” jelas Lien.

Untuk mengukur output pembelajaran, Lien menjelaskan bahwa output pembelajaran dapat dilihat dan diukur dari ketuntasan pencapaian LO-nya. Ia mencontohkan bahwa sudah banyak mata kuliah yang menguji ketuntasan dan ketercapaian LO melalui tugas integratif berupa vlog atau video pendek. Bentuk uji yang seperti ini, yaitu terintegrasi dengan pembelajaran online atau tatap muka tidak mengubah cara ukurnya.

Beberapa mata kuliah menerapkan ukuran outputnya dengan metoda Rubrik. Metoda Rubrik adalah dosen membuatkan standar ketercukupan dan kelengkapan untuk mencapai output tertentu dan mahasiswa yang mengukur sendiri ingin mendapat ukuran output maksimum atau medium saja, tinggal dilihat syarat-syarat nya apa saja yang diperlukan untuk memenuhi output tersebut.

Sementara terkait dengan pembimbingan, seminar, ujian dan sidang promosi terbuka mahasiswa pascasarjana, telah disiapkan panduan untuk penyelenggaraannya secara daring, baik untuk proses pendaftaran, pelaksanaan, penilaian dan pelaporan.

Direktur Sistem Informasi dan Transformasi Digital, Ir Julio Adisantoso MKom mengaku infrastuktur sistem informasi teknologi (IT) IPB University sudah siap sejak lama untuk mendukung kegiatan pembelajaran secara daring secara menyeluruh akibat Protokol Kewaspadaan COVID-19. Kesiapan ini meliputi peningkatan kapasitas software, server dan jaringan.

"Khusus yang ini, sudah disiapkan tujuh server terpisah dengan spesifikasi yang sama, yang masing-masing mampu menangani 2.000 user sekaligus dalam waktu yang bersamaan, atau dengan total 14.000 user. Jadi, kesiapan infrastruktur teknologi informasi IPB University dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran secara daring sudah memadai," ungkapnya.

Lebih lanjut, Julio menjelaskan, mekanisme pelaksanaan pembelajaran secara daring diserahkan sepenuhnya kepada dosen koordinator atau pengajar mata kuliah masing-masing. Berdasarkan Surat Edaran Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan tentang Penyelenggaraan Pendidikan Paruh Kedua Semester Genap 2019/2020, pelaksanaan perkuliahan secara daring tidak harus terkonsentrasi pada metode pembelajaran synchronous yang menggunakan metode video conference yang dapat menghabiskan kuota internet mahasiswa, tetapi lebih didorong menggunakan metode atau media yang lebih efisien dan efektif.

"Dosen dan mahasiswa dapat sepenuhnya memanfaatkan fasilitas yang sudah disediakan di dalam LMS IPB, yaitu pada alamat newlms.ipb.ac.id dan course.ipb.ac.id," jelas Julio.

Meski sudah diujicobakan untuk kegiatan Ujian Tengah Semester (UTS), kegiatan akademik melalui daring ini masih menemui beberapa kendala. Beberapa kendala tersebut antara lain adalah format ujian atau soal yang masih banyak mengonsumsi kuota internet, keterbatasan mahasiswa terhadap akses internet, maupun ketiadaan dan kompatibilitas perangkat ajar baik melalui komputer maupun telepon genggam.

Oleh karena itu, Dr Drajat berpesan, mahasiswa yang terbatas akses fisik dan ekonominya, maka dosen diharapkan melakukan pembelajaran daring dengan mempertimbangkan keterbatasan mahasiswa. "Tidak semua pembelajaran harus synchronous, tetapi bisa melalui penugasan dengan whatsapp, line, email atau media lain yang murah namun tetap efektif. Mengingat belum semua dosen terbiasa dengan pembelajaran online, maka diharapkan dosen yang sudah mengikuti pelatihan bisa membantu dosen lainnya," papar Dr Drajat.

Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa mahasiswa dapat memanfaatkan semaksimal mungkin pembelajaran daring ini. Bukan hanya terbatas dari materi yang diberikan dosen, namun mahasiswa juga bisa memperkaya diri dari sumber-sumber lainnya.

"Bila ini dilakukan, maka implementasi K2020 yang salah satu pendekatan pembelajarannya adalah blended learning insya Allah akan lebih siap dan lancar," pungkasnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement