Kamis 23 Apr 2020 19:47 WIB

Andy Murray Sebut Tenis 2020 Sulit untuk Bisa Digelar Lagi

Turnamen ATP dan WTP melibatkan orang dari penjuru dunia dan itu bahaya saat pandemi.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Andy Murray.
Foto: EPA/Yoan Valat
Andy Murray.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pandemi virus corona membuat olahraga di seluruh dunia hampir dihentikan. Dengan adanya pembatasan perjalanan tentu sangat berdampak pada tenis dibandingkan olahraga lainnya.

Musim turnamen  ATP dan WTA pun ditangguhkan setidaknya hingga 13 Juli nanti. Andy Murray menyebut tenis bisa jadi turnamen olahraga yang terakhir bisa digelar.

"Saya membayangkan tenis akan jadi salah satu olahraga terakhir yang bisa kembali normal. Karena kami jelas memiliki berbagai pemain, pelatih dan tim yang datang dari penjuru dunia," kata Murray dilansir dari laman Outlook, Kamis (23/4).

"Saya akan terkejut jika mereka kembali bermain pada September, tapi akan kita lihat nanti," tambahnya.

Inggris menjadi salah satu negara yang sangat terpukul akibat virus corona. Setidaknya ada 133 ribu kasus terkonfirmasi dimana jumlah kematian sudah mencapai 18 ribu jiwa.

Murray menyebut dia sempat merasa tidak sehat pada bulan lalu. Namun dia tidak yakin apakah itu berhubungan dengan virus corona atau tidak.

"Sekitar tiga pekan lalu saya agak sakit selama dua hari. Jadi sebelum karantina dimulai, saya sudah isolasi selama empat atau lima hari," katanya.

Dia mengakui gejalan umum pada virus corona membuat orang tidak yakin apakah dia terjangkit virus corona atau tidak. Dia pun mengapresiasi tim medis yang berjuang keras untuk jadi garda terdepan penyelamatan korban virus corona.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement