Selasa 21 Jul 2020 23:27 WIB

Israel Hancurkan Pusat Karantina Covid-19 di Tepi Barat

Pasukan Israel menghancurkan sebuah bangunan yang jadi tempat karantina Covid-19

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Pasukan Israel menghancurkan sebuah bangunan yang jadi tempat karantina Covid-19. Ilustrasi.
Foto: AP /Majdi Mohammed
Pasukan Israel menghancurkan sebuah bangunan yang jadi tempat karantina Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pasukan Israel menghancurkan sebuah bangunan yang digunakan sebagai pusat karantina bagi orang-orang terduga Covid-19 di wilayah Hebron, Tepi Barat, Selasa (21/7). Bangunan seluas 700 meter itu dianggap kurang memiliki izin.

"Pusat itu sedang dipersiapkan selama tiga bulan terakhir. Pendudukan Israel sepertinya berusaha menyebarkan virus di kota," kata pemilih lahan Raed Meswada saat diwawancara Anadolu Agency.

Baca Juga

Menurut Meswada, pembongkaran pusat karantina itu bukti bahwa Israel tak peduli dengan penyebaran virus, yang tak membedakan antara warga Palestina dan Israel. Kementerian Kesehatan Palestina pada Selasa mengatakan terdapat 400 kasus baru Covid-19 dan dua kematian di Tepi Barat selama 24 jam terakhir.

Sebanyak 119 kasus di antaranya tercatat di Hebron. Kasus corona yang tercatat di Tepi Barat dan Jalur Gaza sejauh ini mencapai 10.923 dengan 67 kematian.

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) telah mengutarakan keprihatinan atas kondisi warga Palestina yang ditahan di penjara Israel. Apalagi sebagian dari mereka dilaporkan terinfeksi Covid-19.

"Keprihatinan mendalam atas kondisi tahanan Palestina di penjara pendudukan Israel menyusul laporan bahwa beberapa dari mereka terinfeksi virus corona, menanggung beban melanjutkan tindakan sewenang-wenang Israel, dan kehilangan hak-hak dasar mereka, termasuk hak untuk perawatan medis," kata Sekretariat Jenderal OKI dalam sebuah pernyataan pada Senin (20/7), dikutip laman kantor berita Palestina WAFA.

OKI menegaskan Israel bertanggung jawab atas kehidupan ribuan tahanan Palestina. Ia meminta semua pihak internasional, terutama PBB dan Palang Merah Internasional menekan Israel untuk membebaskan semua tahanan warga Palestina yang sakit, termasuk orang tua serta anak-anak.

OKI pun menyerukan agar PBB memastikan perlindungan hak asasi manusia (HAM) untuk semua tahanan Palestina di penjara Israel. "Akhiri pelanggaran berkelanjutan terhadap mereka," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement