Kamis 28 Jan 2021 00:54 WIB

Pencurian Koleksi Museum Masih Jadi Masalah

Museolog menyebut pencurian di museum masih menjadi masalah karena beberapa faktor.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Salah satu pengelola museum menunjukan lemari kaca yang kosong usai benda etnografis dicuri di museum Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (27/1/2021). Ratusan koleksi benda-benda etnografis jenis logam dan samurai jepang serta beberapa lembar pakaian adat peninggalan sejumlah etnis  dicuri di gudang museum Kendari sementara pihak kepolisian kesulitan mengidentifikasi para pelakunya akibat pengelola museum tidak memasang alat pemantau.
Foto: ANTARA/Jojon
Salah satu pengelola museum menunjukan lemari kaca yang kosong usai benda etnografis dicuri di museum Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (27/1/2021). Ratusan koleksi benda-benda etnografis jenis logam dan samurai jepang serta beberapa lembar pakaian adat peninggalan sejumlah etnis dicuri di gudang museum Kendari sementara pihak kepolisian kesulitan mengidentifikasi para pelakunya akibat pengelola museum tidak memasang alat pemantau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arkeolog dan Museolog dari Universitas Indonesia, Kresno Yulianto menganggap, pencurian yang terjadi di museum di Indonesia memang masih menjadi masalah. Menurut dia, hal tersebut terjadi karena keamanan dan keselamatan museum yang belum memadai.

"Ada beberapa faktor juga di dalamnya, misal dari manusia, seperti perencanaan museum yang buruk hingga ruang pamer yang tidak memadai,’’ ujar dia ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (27/1).

Menurutnya, aksi vandalisme yang berujung pencurian juga menjadi faktor kelalaian pihak manusia dan pengelola museum. Pandangan tersebut, menyusul aksi pencurian ratusan koleksi Museum di Sulawesi Tenggara yang terjadi Senin malam kemarin.

"Museum di indonesia masih banyak yang menganggap operasional hanya sebatas koleksi saja. Belum semua museum punya standar keamanan yang baik, dari CCTV, Apar, tali pembatas dan lainnya,’’ kata dia.

Padahal, perlengkapan keamanan tersebut ia nilai merupakan hal yang paling dasar dari operasional museum. Khususnya, jika merujuk pada Museum Sulawesi Tenggara yang diketahui tak memiliki sistem CCTV atau keamanan lain, dan hanya bermodal gembok untuk menyimpan koleksinya.

Ketika ditanya masalah kejahatan terhadap koleksi museum yang selalu berulang, ia tak menampiknya. Menurut Kresno, pemerintah sebenarnya telah mengatur hukum dan sanksi sedemikian rupa, meskipun tak diketahui bagaimana pelaksanaanya detailnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا لَكُمْ اَلَّا تُنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلِلّٰهِ مِيْرَاثُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ لَا يَسْتَوِيْ مِنْكُمْ مَّنْ اَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَۗ اُولٰۤىِٕكَ اَعْظَمُ دَرَجَةً مِّنَ الَّذِيْنَ اَنْفَقُوْا مِنْۢ بَعْدُ وَقَاتَلُوْاۗ وَكُلًّا وَّعَدَ اللّٰهُ الْحُسْنٰىۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ࣖ
Dan mengapa kamu tidak menginfakkan hartamu di jalan Allah, padahal milik Allah semua pusaka langit dan bumi? Tidak sama orang yang menginfakkan (hartanya di jalan Allah) di antara kamu dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menginfakkan (hartanya) dan berperang setelah itu. Dan Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

(QS. Al-Hadid ayat 10)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement