Senin 15 Feb 2021 09:41 WIB

Awal Pekan, Harga Emas Antam Stagnan di Rp 940 Ribu per Gram

Emas dikenal sebagai safe haven atau instrumen investasi paling aman.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan menunjukan emas batangan di Butik Emas Antam. ilustrasi
Foto: GALIH PRADIPTA/ANTARA
Karyawan menunjukan emas batangan di Butik Emas Antam. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas produksi Antam tidak mengalami perubahan harga pada awal pekan ini, setelah sempat turun pada akhir pekan lalu. Hari ini, Senin (15/2), harga emas Antam dijual Rp 940 ribu per gram, tidak berubah dari harga perdagangan pada Sabtu (13/2). 

Harga emas Antam sepanjang pekan lalu cukup konsisten di level Rp 940 ribu sampai Rp 945 ribu per gram, setelah pada awal Februari sempat terjun bebas ke level terendah untuk lebih dari tiga bulan terakhir. 

Baca Juga

Sementara, harga perak mengalami kenaikan Rp 100 menjadi Rp 13.200 per gram. Awal Februari ini, harga perak sempat mencatatkan lonjakan tertinggi dalam enam bulan terakhir. Perak sendiri, selain digunakan sebagai instrumen investasi lindung nilai, juga digunakan untuk banyak industri. 

Selain perak, komoditas logam yang melonjak tinggi adalah platinum yang pada perdagangan Senin (15/2) ini mengalami lonjakan 1,1 persen menjadi 1.265,89 dolar per ons , tertinggi dalam enam bulan. Platinum dipakai dalam industri otomotif. 

Kembali ke emas, stagnannya harga emas di pasar domestik sedikit berbeda dengan kondisi di pasar dunia. Dikutip Reuters, harga spot emas dunia justru turun 0,1 persen didorong oleh lonjakan imbal hasil US Treasury. 

Harga spot emas dipatok di level 1.821,84 dolar AS per troi ons. Sementara, emas berjangka dijual di level 1.822,3 dolar AS per troi ons. Harga emas di Indonesia memang banyak dipengaruhi pergerakan harga emas dunia yang juga mudah terpengaruh sentimen ekonomi.  

Harga emas telah melonjak 23 persen hanya dalam tahun 2020 saja sebagai akibat ramainya minat investor menjadikan emas sebagai aset lindung nilai. Namun, tahun 2021 ini, kondisinya bisa berbeda. Peningkatan yang terjadi tahun lalu tidak bisa dijadikan patokan mentah untuk tahun ini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement