Jumat 01 Oct 2021 19:02 WIB

China Gantikan Administrator Provinsi Xinjiang

Tuniyaz terkenal setelah membela sikap China di Xinjiang.

Red: Teguh Firmansyah
Polisi berpatroli di kawasan wisata bergaya kota tua yang baru dibangun di Kashgar, Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang, Cina, Selasa (4/5). Pusat wisata bergaya taman hiburan yang menampilkan budaya Muslim Uyghur itu tak pernah luput dari keamanan yang ketat. Xinjiang mendapatkan sumber pendapatan baru dari kawasan wisata tersebut yang ditargetkan lebih dari 200 juta pengunjung ke Xinjiang tahun ini dan 400 juta pada 2025. REUTERS/Thomas Peter  SEARCH
Foto: REUTERS/Thomas Peter
Polisi berpatroli di kawasan wisata bergaya kota tua yang baru dibangun di Kashgar, Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang, Cina, Selasa (4/5). Pusat wisata bergaya taman hiburan yang menampilkan budaya Muslim Uyghur itu tak pernah luput dari keamanan yang ketat. Xinjiang mendapatkan sumber pendapatan baru dari kawasan wisata tersebut yang ditargetkan lebih dari 200 juta pengunjung ke Xinjiang tahun ini dan 400 juta pada 2025. REUTERS/Thomas Peter SEARCH

REPUBLIKA.CO.ID, XINJIANG -- China telah menunjuk administrator baru untuk provinsi Xinjiang barat, yang merupakan wilayah mayoritas Muslim Uyghur.  Komite Tetap Kongres Rakyat Daerah Otonomi Uygur Xinjiang menunjuk Erkin Tuniyaz sebagai penjabat ketua, menggantikan Shohrat Zakir. Demikian  dilapor Global Times.

Zakir telah mengajukan pengunduran dirinya, yang diterima kongres pada Kamis. Tuniyaz, 60, berasal dari kota Aksu di provinsi itu.

Baca Juga

Dia belajar matematika dan memperoleh gelar master di bidang ekonomi pada tahun 1999 dari Universitas Xinjiang. Dia juga belajar hukum di Sekolah Partai Komite Sentral Partai Komunis China dari 2009 hingga 2011.

Sumber,  https://www.aa.com.tr/id/dunia/china-gantikan-administrator-provinsi-xinjiang/2380232.

Tuniyaz menjadi peneliti tamu di Sekolah Pemerintahan John F Kennedy di Harvard pada tahun 2012. Namanya menjadi pemberitaan usai berpartisipasi dalam acara virtual membela sikap China di Xinjiang, yang dituduh melakukan pembersihan etnis Uighur.

Tuniyaz mengatakan, acara itu bertujuan menghadirkan Xinjiang yang sebenarnya bagi para peserta di tengah kebohongan beberapa politisi Barat dan AS. Acara ini diadakan pada bulan Februari oleh Misi Tetap China ke Kantor PBB di Jenewa dan pemerintah Provinsi Xinjiang.

China telah dituduh oleh beberapa negara melakukan pembersihan etnis Uyghur di Xinjiang, serta membatasi kebebasan di wilayah semi-otonom Hong Kong, di mana Beijing memberlakukan undang-undang keamanan nasional yang kontroversial.

Beijing telah membantah melakukan kesalahan, menolak tuduhan itu sebagai "kebohongan dan  virus politik."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement