Ahad 20 Mar 2022 23:15 WIB

Bertemu Ketua DPR Korea Selatan, Jokowi Siap Perkuat Kerja Sama Antar Negara

Jokowi ungkap komitmen investasi Korea Selatan di industri mobil listrik

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (kiri) mengamati mobil listrik Ioniq 5 di Pabrik Hyundai Motor Manufacturing Indonesia di Bekasi, Jawa Barat.  Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kesiapan Indonesia untuk memperkuat kerja sama yang sudah terjalin baik dengan Korea Selatan berdasar Kemitraan Strategis Khusus. Hal ini disampaikan Jokowi saat bertemu Ketua Majelis Nasional Republik Korea Park Byeong Seug, di Bali International Convention Center (BICC), Kabupaten Badung, Ahad malam (20/3).
Foto: ANTARA/Biro Pers, Media dan Informasi
Presiden Joko Widodo (kiri) mengamati mobil listrik Ioniq 5 di Pabrik Hyundai Motor Manufacturing Indonesia di Bekasi, Jawa Barat. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kesiapan Indonesia untuk memperkuat kerja sama yang sudah terjalin baik dengan Korea Selatan berdasar Kemitraan Strategis Khusus. Hal ini disampaikan Jokowi saat bertemu Ketua Majelis Nasional Republik Korea Park Byeong Seug, di Bali International Convention Center (BICC), Kabupaten Badung, Ahad malam (20/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kesiapan Indonesia untuk memperkuat kerja sama yang sudah terjalin baik dengan Korea Selatan berdasar Kemitraan Strategis Khusus. Hal ini disampaikan Jokowi saat bertemu Ketua Majelis Nasional Republik Korea Park Byeong Seug, di Bali International Convention Center (BICC), Kabupaten Badung, Ahad malam (20/3).

Salah satu hal yang disinggung Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut yakni komitmen investasi Korea Selatan di industri mobil listrik dan ekosistemnya.

"Minggu ini saya menghadiri peluncuran mobil listrik Hyundai IONIQ 5 menandai dimulainya produksi mobil listrik di Indonesia. Sementara mobil listrik Hyundai lainnya Genesis G80 akan menjadi mobil resmi KTT G20 sebagai showcase kerja sama RI-Korsel," ucap Jokowi, dikutip dari siaran pers Istana.

Jokowi mengatakan, ke depannya Indonesia siap meningkatkan kerjasama di berbagai bidang, baik bidang kesehatan, transformasi digital, keuangan digital, serta dalam upaya mengatasi disrupsi pada rantai pasok global.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan Korea Selatan terhadap Presidensi Indonesia dalam G20.

"Sehingga forum Parlemen-20 (P-20) juga dapat memberikan dukungan terhadap tiga prioritas presidensi Indonesia yaitu arsitektur kesehatan dunia, transisi energi, dan transformasi digital," jelas dia.

Dalam pertemuan ini, Presiden Jokowi turut didampingi Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلطَّلَاقُ مَرَّتٰنِ ۖ فَاِمْسَاكٌۢ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ تَسْرِيْحٌۢ بِاِحْسَانٍ ۗ وَلَا يَحِلُّ لَكُمْ اَنْ تَأْخُذُوْا مِمَّآ اٰتَيْتُمُوْهُنَّ شَيْـًٔا اِلَّآ اَنْ يَّخَافَآ اَلَّا يُقِيْمَا حُدُوْدَ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ خِفْتُمْ اَلَّا يُقِيْمَا حُدُوْدَ اللّٰهِ ۙ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا فِيْمَا افْتَدَتْ بِهٖ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَعْتَدُوْهَا ۚوَمَنْ يَّتَعَدَّ حُدُوْدَ اللّٰهِ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Talak (yang dapat dirujuk) itu dua kali. (Setelah itu suami dapat) menahan dengan baik, atau melepaskan dengan baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali keduanya (suami dan istri) khawatir tidak mampu menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu (wali) khawatir bahwa keduanya tidak mampu menjalankan hukum-hukum Allah, maka keduanya tidak berdosa atas bayaran yang (harus) diberikan (oleh istri) untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa melanggar hukum-hukum Allah, mereka itulah orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 229)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement