Senin 09 May 2022 20:20 WIB

Putra Diktator Mungkin Memenangkan Pemilihan Filipina

Presiden baru Filipina dihadapkan dengan masalah ekonomi dan pengangguran.

Rep: Lintar Satria/Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Seorang warga menunjukkan tinta di jarinya sebagai tanda bahwa ia telah selesai memberikan suara pada pembukaan pemilu pada Senin 9 Mei 2022 di Quezon City, Filipina. Orang Filipina mulai memberikan suara untuk presiden baru pada hari Senin, dengan putra seorang diktator yang digulingkan dan seorang pejuang reformasi dan hak asasi manusia sebagai pesaing utama dalam momen lemah dalam demokrasi Asia yang sangat terpecah.
Foto: AP Photo/Aaron Favila
Seorang warga menunjukkan tinta di jarinya sebagai tanda bahwa ia telah selesai memberikan suara pada pembukaan pemilu pada Senin 9 Mei 2022 di Quezon City, Filipina. Orang Filipina mulai memberikan suara untuk presiden baru pada hari Senin, dengan putra seorang diktator yang digulingkan dan seorang pejuang reformasi dan hak asasi manusia sebagai pesaing utama dalam momen lemah dalam demokrasi Asia yang sangat terpecah.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemilik hak suara Filipina mengantre di depan tempat pemungutan suara. Pada pemilihan tahun ini prospek kembalinya keluarga Ferdinand Marcos ke tampuk kekuasaan setelah rakyat menggulingkannya 36 tahun yang lalu sangat tinggi.

Dalam pemilihan presiden Wakil Presiden saat ini Leni Robredo berhadapan dengan senator dan anggota Kongres Ferdinand Marcos Jr, putra mendiang diktator Ferdinand Marcos yang pemerintahannya diakhiri pemberontakan rakyat. Kemudian keluarganya terusir ke pengasingan.

Baca Juga

Robredo terkejut dan marah atas prospek Marcos merebut kembali kursi kekuasaan dan memanfaatkan jaringan relawan kampanye. Pemilihan Filipina kali ini merupakan pertarungan antara putra diktator dengan Robredo yang mantan pengacara hak asasi manusia.

Selain mereka berdua mantan juara tinju dunia Manny Pacquiao, Wali Kota Manila Isko Moreno dan mantan Kepala Kepolisian Nasional Senator Panfilo Lacson juga memperebutkan kursi presiden. Pemenang pemilihan akan mulai berkuasa pada 30 Juni mendatang dengan masa jabatan enam tahun.

Filipina masih dilanda masalah ekonomi yang diperburuk pandemi, kemiskinan, dan pengangguran serta pemberontakan komunis dan teroris Islam yang sudah berlangsung selama puluhan tahun. Presiden yang baru juga diminta untuk meminta pertanggung jawaban Rodrigo Duterte atas pembunuhan non-yudisial selama kebijakan anti-narkobanya yang keras. Mahkamah Internasional sudah mulai menyelidiki kasus-kasus pembunuhan tersebut.

Sekitar 18.000 kursi mulai dari wakil presiden, Senat, House of Representative, sampai walikota, gubernur dan konselor juga diperebutkan dalam pemilihan ini. Jajak pendapat menempatkan Marcos Jr yang dikenal Bongbong lebih unggul dari pesaingnya hingga 30 persen.

Ia menjadi kandidat unggulan dalam setiap jajak pendapat tahun ini. Artinya untuk bisa menang Robredo harus menarik banyak suara di akhir masa kampanye atau angka partisipasi pemilih rendah.

Petugas pemilu mengatakan angka partisipasi pemilih atau turnout pada pemilihan Senin (9/5/2022) ini tampaknya tinggi. Pemungutan suara dijadwalkan akan tutup pada pukul 19.00 waktu setempat lebih lama dari biasanya karena sebagai bentuk pencegahan penyebaran virus Covid-19.  

Penghitungan suara tak resmi akan mengindikasi yang memenangkan pemilihan beberapa jam setelah tempat pemungutan suara ditutup. Marcos yang berusia 64 tahun memberikan hak suaranya di rumahnya di Provinsi Ilocos Norte.

Ia menyambangi tempat pemungutan suara bersama keluarganya dan dijaga ketat pengawal pribadinya. Ia juga ditemani putranya yang maju dalam pemilihan Kongres. Wartawan bertanya tentang pemilihan ini.

"Ini baik-baik saja," jawabnya sebelum meninggalkan tempat pemungutan suara.

Marcos tidak menyajikan platform kebijakan nyata tapi pemerintahannya diperkirakan tidak jauh berbeda dari pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte saat ini. Yakni pemerintahan yang keras dengan pendekatan individual. Sebab terbukti sukses Duterte berhasil mengkonsolidasikan kekuasaannya dengan cepat.

Putrinya Sara Duterte-Carpio maju dalam pemilihan wakil presiden. Walaupun di Filipina presiden dan wakil presiden dipilih terpisah tapi Marcos dan Duterte-Carpio terhubung.

Komisioner pemilihan umum Filipina George Erwin Garcia mengatakan ia "kewalahan" dengan jumlah pemilihan yang menyerbu pemungutan suara walaupun ancaman pandemi. Komisi pemilihan mencatat ada penundaan di sejumlah daerah tapi masalah ini tidak menyebar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement