Kamis 23 Jun 2022 14:20 WIB

Tanimbar Berhasil Kirim 1.501 Ton Komoditas Perikanan Keluar Daerah

Pengiriman komoditas perikanan keluar Tanimbar terhambat transportasi.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Sebuah perahu melaju di dekat dermaga di Kota Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, Kamis (19/8/2021). Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, memiliki sumberdaya kelautan dan perikanan yang potensial baik dari segi kuantitas maupun diversitas.
Foto: Antara/FB Anggoro
Sebuah perahu melaju di dekat dermaga di Kota Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, Kamis (19/8/2021). Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, memiliki sumberdaya kelautan dan perikanan yang potensial baik dari segi kuantitas maupun diversitas.

REPUBLIKA.CO.ID, SAUMLAKI -- Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, memiliki sumberdaya kelautan dan perikanan yang potensial baik dari segi kuantitas maupun diversitas.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Alowesius Batkormbawa di Saumlaki, Kamis (23/6/2022), mengatakan, komoditi andalan di Tanimbar di antaranya adalah lobster segar, kepiting segar dan beku, udang windu, produk ikan hiu, cangkang kerang, bibit mutiara, biji mutiara, serta telur ikan terbang basah dan kering.

Baca Juga

"Tahun lalu, kita bisa mengantarpulaukan sekitar hampir 500 ton. Secara total ke luar Tanimbar itu sekitar 1.501 ton dan didominasi oleh rumput laut sebanyak 1.000 ton, sementara sisanya didominasi oleh hasil tangkapan," kata Alowesius.

Sementara itu, pada kuartal I 2022, terdapat sekitar 274 ton hasil tangkap yang telah dikirim keluar daerah. Sebanyak 160 ton di antaranya mencakup perikanan tangkap ikan beku.

Alowesius menambahkan, ada sejumlah hal yang mempengaruhi proses pengiriman komoditas perikanan keluar daerah Tanimbar. Salah satunya soal transportasi yang masih terbatas.

Alowesius bersyukur ada tol laut yang biasa tersedia, juga river container. Tapi kadang, ada satu dua kasus terjadi.

"Berapa hari lalu, teman kami pengusaha itu belum bisa kirim dalam jumlah yang banyak karena tempat yang disiapkan terbatas. Dia mau mengirim 30 ton tapi yang bisa dialokasikan hanyalah 24 ton," sebutnya.

Untuk menyiasatinya, para pengusaha perikanan memanfaatkan river container saat mendatangkan ayam potong dari Surabaya ke Saumlaki dengan jasa tol laut. "Kadang ada satu dua pengusaha yang mengakalinya dengan cara dari Surabaya mereka pesan bahan beku lain misalnya ayam dan sebagainya sehingga waktu pulangnya bisa mereka gunakan untuk memuat ikan dan sebagainya," tambahnya.

Alowesius menyebutkan, saat ini masih tersimpan 70 hingga 80 ton ikan yang belum bisa terangkut keluar dari pelabuhan Saumlaki. Dia berharap, kondisi ini bisa cepat teratasi jika sentra kelautan perikanan terpadu (SKPT) atau pelabuhan pendaratan ikan (PPI) Ukur Laran, Saumlaki selesai dibangun dan digunakan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement