Rabu 20 Jul 2022 10:37 WIB

Rupiah Masih Menguat Seiring Turunnya Ekspektasi Besaran Bunga Fed

Nilai tukar rupiah berpotensi menguat hari ini terhadap dolar AS

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Teller memegang mata uang Dolar AS dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang, Jakarta. Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi masih bergerak menguat seiring turunnya ekspektasi besaran kenaikan suku bunga The Fed. Rupiah pagi ini bergerak menguat 2 poin atau 0,01 persen ke posisi Rp 14.975 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.977 per dolar AS.
Foto: ANTARA/Subur Atmamihardja
Teller memegang mata uang Dolar AS dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang, Jakarta. Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi masih bergerak menguat seiring turunnya ekspektasi besaran kenaikan suku bunga The Fed. Rupiah pagi ini bergerak menguat 2 poin atau 0,01 persen ke posisi Rp 14.975 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.977 per dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (20/7/2022) pagi masih bergerak menguat seiring turunnya ekspektasi besaran kenaikan suku bunga The Fed. Rupiah pagi ini bergerak menguat 2 poin atau 0,01 persen ke posisi Rp 14.975 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.977 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Rabu, mengatakan, nilai tukar rupiah berpotensi menguat hari ini terhadap dolar AS seiring membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko pagi ini.

"Indeks saham Asia bergerak positif di pembukaan pagi ini mengikuti penguatan indeks saham Eropa dan AS semalam. Sentimen positif ini dipicu oleh hasil positif laporan pendapatan perusahaan di Eropa dan AS," ujar Ariston.

Selain itu, lanjut Ariston, turunnya ekspektasi pelaku pasar terhadap besaran kenaikan suku bunga acuan AS pada Juli dari 100 basis poin kembali ke 75 basis poin seperti yang disinyalkan oleh pejabat bank sentral AS The Fed, juga membantu mendorong pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya.

Sekarang, menurut Fed Watch Tools, probabilitas kemungkinan naik 75 basis poin pada Juli sebesar 64 persen, sementara 100 basis poin sebesar 36 persen."Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan pada rapat Bank Sentral Eropa besok malam sebesar 50 basis poin, juga membantu menekan nilai tukar dolar AS," kata Ariston.

Ia menambahkan, bank sentral global lainnya juga masih akan menaikkan suku bunga acuannya untuk memerangi inflasi di negaranya masing-masing, seperti Australia, Inggris, dan Kanada. Kebijakan tersebut kembali memperbesar selisih atau spread dengan suku bunga acuan AS yang membuat dolar AS tertekan terhadap nilai tukar lainnya.

Di sisi lain, kenaikan agresif suku bunga acuan AS tahun ini masih menjadi penekan nilai tukar rupiah karena spread suku bunga acuan AS dan Bank Indonesia menyempit."Aset dolar AS menjadi lebih menarik. Pasar masih menunggu kebijakan BI yang terbaru di hari Kamis ini," ujar Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak menguat ke level Rp 14.930 per dolar AS dengan level resisten Rp 15 ribu per dolar AS. Pada Selasa (19/7/2022) lalu, rupiah ditutup menguat 4 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp 14.977 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.981 per dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement