Rabu 12 Oct 2022 00:30 WIB

Erick Thohir: Transformasi Sepakbola Harus Libatkan Suporter

Rivalitas antarsuporter harus dihentikan agar tak lagi makan korban jiwa.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri BUMN Erick Thohir berjalan usai mengikuti sidang kabinet paripurna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Sidang kabinet paripurna tersebut diantaranya membahas langkah menghadapi kondisi global yang tengah dalam ancaman resesi, realisasi belanja Kementerian dan Lembaga, kegiatan presidensi G20 Indonesia, serta perkembangan penanganan COVID-19.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Menteri BUMN Erick Thohir berjalan usai mengikuti sidang kabinet paripurna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Sidang kabinet paripurna tersebut diantaranya membahas langkah menghadapi kondisi global yang tengah dalam ancaman resesi, realisasi belanja Kementerian dan Lembaga, kegiatan presidensi G20 Indonesia, serta perkembangan penanganan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, transformasi sepakbola Indonesia harus dilakukan bersama-sama dengan seluruh stakeholder, termasuk juga para suporter. Transformasi sepakbola ini menjadi fokus utama FIFA dan pemerintah pasca tragedi di Kanjuruhan, Malang.

“Suporter tidak mungkin tidak menjadi bagian transformasi. Transformasi keberhasilan Inggris dalam persepakbolaan nasionalnya yaitu ketika suporter menjadi bagian transformasinya,” ujar Erick di Komplek Istana Presiden, Jakarta, Selasa (11/10).

Baca Juga

Bentuk keterlibatan suporter dalam transformasi sepakbola Indonesia yakni salah satunya dengan membentuk database bersama serta membuat perdamaian bersama. Erick menekankan, rivalitas antarsuporter harus dihentikan sehingga tidak kembali memakan korban jiwa.

Menurut dia, sepakbola seharusnya menjadi pemersatu masyarakat, bukan justru menjadi pemecah belah.   “Kita punya anak, punya keluarga, punya kakak, punya adik, ketika terjadi hal seperti ini juga kan pasti sesuatu yang sangat menyedihkan,” kata dia.

Lebih lanjut, Erick mengatakan, Presiden FIFA Gianni Infantino akan datang ke Indonesia pada 18 Oktober mendatang untuk bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas transformasi sepakbola Indonesia. Sebelumnya, Jokowi telah berkomunikasi dengan Presiden FIFA pasca kerusuhan yang terjadi.

Salah satu yang dibahas dalam komunikasi itu yakni upaya untuk mengaudit fasilitas lapangan sepakbola di Indonesia agar sesuai standar internasional ataupun nasional. “Seperti apa standar nasional, seperti apa standar internasional. Tidak lain salah satunya adalah CCTV, akses masuk penonton dan pemain tidak boleh bersama,” tambah dia.

Selain itu, dalam surat yang dikirimkan FIFA kepada Jokowi, juga dibahas terkait standarisasi keamanan bersama. Sehingga panitia pelaksana dan TNI-Polri memiliki pemahaman yang sama terkait standar keamanan dalam pertandingan.

“Supaya jangan saling menyalahkan. Apalagi kan kemarin kejadian yang sangat memilukan, memakan korban,” ujarnya.

Tak hanya itu, FIFA juga menyoroti agar jadwal pertandingan harus sesuai kesepakatan berbagai pihak. Sehingga dukungan dari pihak keamanan sudah bisa dipastikan kesiapannya dan pertandingan juga tidak menyebabkan kemacetan jika digelar di kota-kota besar.

“Misalnya musim depan bulan ini sampai bulan ini, nah jadwal pertandingan dan izin-izinnya satu atap sudah selesai, tidak boleh ada pergeseran-pergeseran. Sehingga mungkin supporting daripada keamanan tidak siap atau masyarakat di hari-hari perkantoran tidak macet,” kata Erick.

Untuk memastikan proses transformasi sepakbola Indonesia berjalan maksimal, FIFA akan berkantor di Indonesia. Namun Erick belum bisa memastikan berapa lama FIFA akan berkantor di Indonesia. “Ya mungkin 3-6 bulan, bisa setahun. Tergantung kesadaran dan kemauan kita. Saya rasa di surat itu jelas, FIFA tidak memprioritaskan untuk mengsanksi, tapi transformasi sepakbola harus terjadi,” ucap Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement