Bangladesh Pindahkan Ribuan Rohingya ke Pulau Terpencil

Lebih dari 4.000 pengungsi Rohingya dipindahkan ke pulau di Teluk Bengal

EPA-EFE/MONIRUL ALAM
Sekelompok pengungsi Rohingya di atas kapal angkatan laut saat mereka pindah ke Pulau Bhashan Char, di Chittagong, Bangladesh 29 Desember 2020. Kelompok kedua pengungsi Rohingya dipindahkan ke pulau Bhashan Char di bawah distrik Noakhali.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Bangladesh memindahkan sekitar lebih dari 4.000 pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil di Teluk Bengal dalam dua hari ke depan. Pemindahan itu di tengah kekhawatiran tentang risiko badai dan banjir yang melanda pulau tersebut. 

Baca Juga


Komodor Angkatan Laut Rashed Sattar mengatakan, para pengungsi Rohingya akan dipindahkan ke Bhasan Char dengan menggunakan kapal pada Senin (15/2) dan Selasa (16/2). Dia mengatakan, relokasi tersebut untuk mengurangi kepadatan di kamp pengungsian yang telah melebihi kapasitas. Menurutnya, kepadatan yang berlebihan di kamp-kamp pengungsi memicu kejahatan.

Sebelumnya, Bangladesh merelokasi sekitar 7.000 pengungsi Rohingya ke pulau Bhasan Char sejak awal Desember dari kamp-kamp pengungsian. Bangladesh mengatakan relokasi bersifat sukarela, tetapi beberapa orang dari kelompok pertama yang dipindahkan mengatakan ada unsur pemaksaan. Pemerintah telah menepis kekhawatiran keamanan di pulau itu, melalui pembangunan pertahanan banjir serta perumahan untuk 100 ribu orang, rumah sakit dan pusat topan.

 

Bhasan Char berjarak beberapa jam perjalanan dari pelabuhan selatan Chittagong. Pengungsi Rohingya yang tiba di Bhasan Char tidak diizinkan meninggalkan pulau tersebut. Bangladesh menuai kecaman karena enggan berkonsultasi dengan badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan bantuan lainnya atas relokasi tersebut. Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi mengatakan, mereka belum diizinkan untuk mengevaluasi keselamatan dan keberlanjutan kehidupan di pulau itu.

"Proses pemindahan Rohingya akan terus berlanjut, mereka pergi ke sana untuk kehidupan yang lebih baik," ujar wakil pejabat pemerintah Bangladesh yang bertanggung jawab atas pengungsi, Mohammad Shamsud Douza. 

"Prioritas utama kami adalah memulangkan mereka ke kampung halaman mereka dengan cara yang bermartabat dan berkelanjutan," kata Douza. 

Bangladesh telah meminta Myanmar melanjutkan proses repatriasi sukarela pengungsi Rohingya yang terhenti, karena tekanan internasional akibat kudeta militer. Situasi politik di Myanmar yang bergejolak memupuskan harapan para pengungsi Rohingya untuk kembali ke kampung halaman mereka. 

"Saya tidak meliha ada masa depan untuk kami. Sedikit harapan yang kami miliki untuk kembali ke tanah air setelah kudeta," ujar seorang pengungsi Rohignya yang tidak disebutkan namanya. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler