Tiga Waktu Terbaik Memohon Ampun pada Allah
Memohon ampun berarti menahan diri dari perilaku berdosa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah menjadi sifat manusia untuk membuat kesalahan. Adam terbuat dari tanah liat, dan dia ditanamkan dengan nafsu dan keinginan sebagai bagian dari sifatnya.
Allah juga menciptakan setan yang berusaha memanggil anak-anak Adam untuk berbuat dosa dan menyesatkan mereka. Akibatnya, ketika orang memilih menjadi lurus dan bajik, mereka mencapai peringkat tertinggi, di atas para malaikat.
Namun, mereka juga bisa jatuh ke titik terendah dari yang terendah, sebanding dengan iblis. Adalah nikmat Allah atas hamba-Nya bahwa Dia dermawan, Maha Pengampun, Maha Baik, dan menerima taubat kita.
Dia mengampuni dosa-dosa kita apa pun yang Dia inginkan, dan mengampuni semua kesalahan kita jika kita benar-benar bertaubat dan berhenti. Salah satu tindakan pengabdian terbesar yang telah ditentukan Allah bagi kita adalah meminta pengampunan kepada-Nya.
Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk memohon pengampunan-Nya berkali-kali dalam Alquran. "Ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan minta ampun atas dosa-dosa Anda." (Qur'an Surah 47, ayat 19).
Al-Mughirah ibn Shu'bah menceritakan Nabi Muhammad ditanya mengapa dia harus berdiri dalam sholat di malam hari sampai kaki dan pergelangan kakinya membengkak, ketika semua dosanya telah diampuni. Dia membalas: "Jadi, haruskah saya tidak menjadi hamba yang bersyukur? (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Nabi SAW dulu berpuasa selama beberapa hari berturut-turut sehingga orang-orang mengira dia tidak akan pernah membatalkan puasanya. Dia biasa berdoa dari sepertiga sampai lebih dari setengah malam, dan kadang-kadang hampir sepanjang malam.
Seluruh hidupnya adalah tindakan pengabdian yang terpadu dan tanpa henti. Nabi SAW konstan dalam permohonannya.
Terlepas dari semua itu, Allah mengatakan kepadanya: "Ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan minta ampun atas dosa-dosa Mu,"
Berikut beberapa waktu terbaik untuk memohon ampun pada Allah, dilansir About Islam.
1. Setelah beribadah
Ini adalah waktu yang penting untuk memohon ampun kepada Allah. Dengan melakukan itu, kita dapat mengompensasi kekurangan dalam ibadah kita. Itu juga mencegah kita menjadi sombong dan puas diri dengan ibadah yang kita lakukan.
Di antara ayat-ayat terakhir Alquran yang diturunkan kepada Nabi SAW adalah: "Ketika pertolongan Allah dan kemenangan datang, dan Anda melihat orang-orang memasuki agama Allah dalam kerumunan, maka muliakanlah puji-pujian Tuhan dan mohon ampun-Nya. Sungguh, Dia adalah penerima pertaubatan." (Quran surah 110, ayat 1-3).
Setelah Nabi menerima ayat-ayat ini, dia akan berkata dalam setiap doa: "Puji syukur bagiMu, Allah, Tuhan kami. Ya Allah, ampuni hamba." (Al-Bukhari dan Muslim).
Nabi menghabiskan hidupnya dengan melakukan perbuatan baik.
2. Setelah melakukan dosa
Allah berfirman: "Dan mereka yang, ketika mereka melakukan hal yang jahat atau salah, mengingat Allah dan memohon pengampunan atas dosa-dosa mereka - dan yang mengampuni dosa selain Allah - dan kemudian tidak secara sadar terus melakukan kesalahan yang mereka lakukan." (Quran surah 3, ayat 135).
Nabi Muhammad berkata: "Jika ada hamba Allah yang melakukan dosa, kemudian berwudhu dengan benar, menawarkan dua unit doa, dan memohon ampun kepada Allah, Allah akan mengampuni mereka. "Kemudian dia membaca dari Alquran: "Mereka yang, ketika mereka melakukan hal jahat atau kesalahan sendiri, mengingat Allah ..." (HR. At-Tirmidzi)
3. Setelah lengah
Semua orang membuat kesalahan, dan kebanyakan dari mereka tidak mempedulikan apa yang mereka lakukan. Dan karena kelalaian mereka mereka semakin tersesat.
Jika kita mempertimbangkan teladan Nabi, kita menemukan bahwa dia waspada untuk tidak pernah membiarkan dirinya menjadi lalai dari memohon ampunan Allah.
Rasul bersabda: "Kadang-kadang saya melihat tabir di hati saya, dan meminta ampun kepada Allah seratus kali sehari." (HR. Muslim)
Keadaan Nabi sangat berbeda dari orang biasa. Jabatan kenabian menuntut agar hatinya senantiasa hadir setiap saat, murni dari semua pikiran yang mendasar dan terus-menerus fokus pada Tuhannya. Ini adalah sesuatu yang bahkan tidak bisa dibayangkan oleh kebanyakan orang.
Ketika kita mencari pengampunan Allah dengan sepenuh hati, kita mendapatkannya. Allah memuji orang-orang yang mencari pengampunan-Nya dan berjanji kepada mereka bahwa Dia akan mengampuni mereka. Tentu saja, bagian dari melakukannya dengan sepenuh hati adalah menahan diri dari perilaku berdosa.
Beberapa pendahulu yang saleh pernah berkata: "Jika seseorang mencari pengampunan tidak mengakibatkan mereka meninggalkan perilaku berdosa, maka mereka berbohong tentang mencari pengampunan."
Dengan meninggalkan perbuatan berdosa dan mencari pengampunan, kita benar-benar bisa berharap Allah akan mengampuni kita. Adapun mengatakan "Aku meminta ampunan Allah" dengan lidah kita, tetapi hati kita tidak meninggalkan dosa, itu bukan merupakan doa meminta pengampunan, dan kita tidak bisa berharap Allah akan menjawabnya.