Efek Booster Moderna Menurun Setelah Enam Bulan
Moderna melaporkan secara resmi efek dari vaksin booster miliknya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Moderna secara resmi melaporkan data pertama tentang seberapa baik vaksin dan booster bertahan terhadap varian omicron, yang dengan cepat mendominasi infeksi baru di seluruh dunia. Perusahaan juga mengumumkan bahwa tim peneliti mulai mempelajari vaksin khusus omicron.
Dalam korespondensi yang diterbitkan di New England Journal of Medicine, dilansir dari time, Jumat (28/1/2022), para ilmuwan perusahaan melaporkan hasil penelitian yang melibatkan sampel darah dari sejumlah kecil peserta yang divaksinasi. Tingkat antibodi yang dihasilkan oleh rejimen dua dosis utama Moderna terus menetralkan omicron dalam tes laboratorium, tetapi tingkat ini 35 kali lebih rendah terhadap omicron daripada SARS-CoV-2 asli, yang menjadi sasaran asli vaksin itu.
Dosis booster vaksin, yang merupakan setengah dari satu dosis suntikan asli, meningkatkan tingkat antibodi pada 20 peserta penelitian menjadi 20 kali lebih tinggi daripada tingkat yang dihasilkan setelah dosis kedua vaksin. Dengan itu, booster memulihkan sebagian perlindungan yang berkurang. Para ilmuwan juga menguji booster dengan dosis yang sama dengan dua dosis utama pada 20 sukarelawan lainnya, di mana booster itu menghasilkan tingkat antibodi yang setidaknya dua kali lebih tinggi daripada yang dihasilkan oleh setengah dosis.
Namun, saat ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS hanya mengizinkan penguat setengah dosis dari suntikan Moderna, berdasarkan data sebelum omicron muncul bahwa setengah dosis menimbulkan tingkat antibodi yang sama terhadap varian sebelumnya sebagai penguat dosis penuh lainnya.
Perusahaan melaporkan bahwa antibodi terhadap omicron ini mulai berkurang setelah sekitar enam bulan. Setelah mencapai puncaknya sekitar sebulan setelah booster, tingkat antibodi penetralisir turun 6,3 kali lipat. Yang lebih memprihatinkan, penurunan ini terjadi lebih cepat daripada penurunan terhadap virus asli yang menjadi target vaksin tersebut.
Uji coba perusahaan mencakup 300 orang di 24 lokasi di seluruh AS (Pfizer dan BioNTech juga mengumumkan telah mulai menguji vaksin khusus omicron). Ilmuwan Moderna juga mengevaluasi vaksin kombinasi, di mana mereka mengumpulkan vaksin yang dikembangkan untuk berbagai varian, termasuk satu yang menargetkan virus asli dan satu yang menargetkan omicron. Pendekatan koktail semacam itu dapat memberikan perlindungan yang lebih luas dan lebih tahan lama terhadap Covid-19.