Ingin Turunkan Berat Badan Saat Puasa, Nggak Usah Sahur?

Orang ada yang melewatkan sahur agar bisa menurunkan berat badan saat bulan puasa.

www.freepik.com
Menimbang berat badan (ilustrasi). Ahli gizi menganjurkan agar orang yang ingin menurunkan berat badan di bulan puasa untuk tidak melewatkan sahur.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa hari mendatang, umat Islam akan berjumpa dengan bulan Ramadhan 1443 H. Ahli gizi dari Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Prof Dr Sulianti Saroso, Ngesti Mulyanah, menganjurkan masyarakat untuk tidak melewatkan makan sahur.

"Kadang orang berpikir puasa sekalian menurunkan berat badan sehingga tak sahur. Ini justru tak boleh, jangan sampai tidak sahur," ujar Ngesti saat mengisi konferensi virtual Radio Kesehatan, Rabu (30/3/2022).

Sebab, menurut Ngesti, setelah masuk waktu Subuh, orang yang berpuasa tidak boleh makan selama 14 jam. Meski puasa, asupan gizi seimbang harus dipenuhi agar bisa tetap bugar selama menjalankan ibadah wajib ini.

"Kalau tak sahur,  pasti nanti di tengah-tengah, jam 9 atau jam 10 pagi sudah lemas, ingin pingsan, kemudian jam 3 sore tak bisa berbuat apa-apa atau tidak kuat bekerja," ujarnya.

Sebenarnya, menurut Ngesti, berpuasa berarti tidak makan selama 14 jam. Tetapi, kebutuhan asupan gizi tetap harus dicukupi pada saat sahur atau buka puasa.

"Biasanya kan makan pagi, makan siang, makan malam, kemudian ada selingan, tetapi ketika bulan puasa, kita hanya makan sahur, buka puasa, makan malam," katanya.

Baca Juga


Ngesti mengakui, frekuensi makan saat bulan puasa jadi lebih sedikit. Tetapi, ia merekomendasikan umat Islam untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan prinsip gizi seimbang saat sahur dan berbuka puasa, yaitu penuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, hingga cairan.

Bagaimana jika kecukupan gizi tidak tercukupi? Ketika mengeliminasi atau menambahkan makanan hingga komposisi asupan gizi harian tidak seimbang, menurut Ngesti, maka kemungkinannya jadi banyak.

"Orang yang berpuasa jadi lemas, pingsan karena gula darahnya tidak diganti. Jadi, tak boleh eliminasi zat gizi, semua harus dapat," katanya.

Ngesti mengingatkan, kebutuhan harus dipenuhi bukan saja agar tidak lemas. Kecukupan gizi juga menunjang imunitas dan kinerja.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler