Perjuangan Khadijah, Abu Bakar, dan Ali Bin Abi Thalib yang Diabadikan Sejarah

Keluarga dan sahabat Rasulullah SAW rela berjuang untuk tegaknya agama Allah SWT

MgIt03
Ilustrasi Sahabat Nabi Muhammad SAW. Keluarga dan sahabat Rasulullah SAW rela berjuang untuk tegaknya agama Allah SWT
Rep: Ali Yusuf Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pengorbanan merupakan bagian dari syariat Islam yang perlu terus ditingkatkan. Pengorbanan menjadi bukti seseorang terhadap sesuatu yang dicintai.  

Baca Juga


Rustam Koly Lc, MA dalam bukunya "Haji dan Pengorbanan" mengatakan, banyak kisah pengorbanan di zaman Nabi Muhammad SAW demi membantu perjuangan Nabi SAW menegakkan Islam.  

"Sangat banyak, di antaranya pengorbanan Khadijah radhiyallahu ‘anha dengan diri dan hartanya, demi keimanan kepada kenabian suami tercinta dalam rangka menolong agama Allah," katanya.  

Bahkan, kata Rustam, pada saat orang lain meninggalkan beliau, Khadijah selalu ada menyemangati. Selain istrinya, Khadijah  yang rela berkorban demi menjaga Rasulullah ada juga Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu. 

Pengorbanan Ali patut dibanggakan. Ali seorang pemuda yang rela tidur menggantikan Nabi SAW di pembaringannya.   

"Dalam pengintaian empat puluh pemuda Quraisy yang siap membunuh orang yang tidur di atas ranjang tersebut, dia adalah Ali bin Abi Thalib," katanya.  

Pada malam itu pula, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu rela mendahului Nabi, masuk memeriksa keadaan gua tempat persembunyian mereka. Abu Bakar tak pedulikan sengatan kalajengking yang berulang kali menyengatnya. "Baginya, keselamatan baginda Nabi adalah yang paling utama," katanya.  

Abu Bakar pula yang telah menginfakkan seluruh hartanya bagi perjuangan Islam. Bahkan dengan banyak korban hartanya, sampai-sampai hanya Allah SWT dan Rasul-Nya saja yang dia sisakan bagi keluarganya. "Sungguh pengorbanan yang tak tertandingi," katanya.  

Patut kita lihat juga pengorbanan kaum Anshar yang telah mengutamakan kaum Muhajirin atas diri dan keluarga. Mereka, yang dengan suka rela membagi-bagikan harta, rumah, bahkan istri kepada kaum Muhajirin.   

Pengorbanan kaum Anshar diabadikan Allah SWT dalam surat Al Hasyr ayat 9 yang artinya.

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

 

"Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum kedatangan mereka (Muhajirin) mereka mencintai orang-orang yang berhijrah kepada mereka. Mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka. Mereka mengutamakan orang-orang muhajirin atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu)dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung."  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler