Risiko Alzheimer Bisa Diprediksi dari Cara Memegang Pulpen

Alzheimer yang merupakan bentuk paling umum dari demensia.

EPA/MANUEL BRUQUE
Menulis di atas kertas (Ilustrasi). Tes pena dan kertas sering digunakan oleh dokter umum untuk mendiagnosis Alzhehemier.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian menemukan bahwa cara orang memegang pulpen dapat menunjukkan risikonya terhadap Alzheimer. Gangguan ini adalah pembunuh terbesar di Inggris.

Alzheimer yang merupakan bentuk paling umum dari demensia menyebabkan seseorang perlahan-lahan kehilangan ingatan dan kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari. Kondisi ini berkembang selama bertahun-tahun dan karena itu bisa sulit dikenali.

Ada beberapa isyarat awal dalam perilaku seseorang yang dapat menandakan diagnosis yang potensial, mulai dari dari kesulitan parkir hingga perubahan selera humor. Bendera merah yang baru diidentifikasi adalah tulisan tangan yang sedikit goyah.

Baca Juga


Tes pena dan kertas sering digunakan oleh dokter umum untuk mendiagnosis Alzhehemier. Dokter mengharuskan seseorang untuk menggambar bentuk, seperti bintang atau tampilan jam, dengan mengingat bentuknya.

Kemungkinan menderita demensia semakin besar jika mereka sangat kesulitan melakukannya. Para peneliti dari University of Tsukuba, Jepang, kini telah menemukan tanda-tanda lain dalam tes pena dan kertas yang bisa muncul lebih awal.

Mereka merekrut 144 orang dengan berbagai tingkat kemampuan kognitif, termasuk beberapa dengan demensia dan beberapa yang benar-benar sehat. Setiap peserta menjalani lima tes menggambar berbeda yang mengukur 22 fitur menggambar.

Peneliti mencermati tekanan pena, postur pena, kecepatan, dan seberapa sering orang tersebut berhenti menggambar. Para peneliti kemudian membandingkan fitur-fitur ini dan menggunakan program berbasis komputer untuk melihat seberapa baik ciri-ciri gambar dapat digunakan untuk mengidentifikasi orang dengan atau tanpa kognisi normal.

Beberapa pasien mengalami gangguan kognitif ringan (MCI), yaitu ketika mereka mengalami kehilangan ingatan yang sedikit lebih buruk daripada penuaan, tapi tidak separah demensia. Mereka masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari.

Para peneliti dapat melihat orang-orang dengan MCI atau Azlheimer berdasarkan gaya gambar yang dihasilkannya. Mereka memiliki variabilitas yang lebih besar pada tekanan pena, yang berarti beberapa garis halus dan kuat, sementara yang lain lemah dan goyah.

Mereka berhenti lebih lama dan kecepatan mereka lebih lambat. Keakuratan dari lima tes bersama-sama untuk mendeteksi orang yang menderita Alzheimer adalah 75,2 persen secara keseluruhan.

Prof Tetsuaki Arai, penulis senior studi tersebut, mengatakan meskipun jelas bahwa sifat menggambar yang terkait dengan gerakan dan jeda dapat digunakan untuk menyaring gangguan kognitif, sebagian besar tes penyaringan tetap relatif tidak akurat

"Kami bertanya-tanya apa yang mungkin terjadi jika kami menganalisis sifat-sifat ini sementara orang-orang melakukan berbagai tugas menggambar yang berbeda," ujarnya, seperti dikutip dari laman The Sun, Senin (4/7/2022).

Kenali gejala Alzheimer. - (Republika)

Akurasi klasifikasi tiga kelompok dari kelima tes adalah 75,2 persen, yang hampir 10 persen lebih baik daripada tes sendiri. Penyakit Alzheimer memengaruhi sekitar satu dari 14 orang di atas usia 65 tahun dan satu dari setiap enam orang di atas usia 80 tahun.

Alzheimer bukan bagian normal dari penuaan. Kondisi ini menyebabkan seseorang melupakan hal-hal sederhana, seperti cara mengikat tali sepatu atau menentukan waktu.

Bagian yang terburuk, pasien akan melupakan pasangan mereka selama beberapa dekade terakhir atau anak-anak mereka sendiri, yang sangat menyedihkan untuk dilihat. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, tetapi ada obat-obatan untuk meredakan gejalanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler