Ahli Gizi: Manusia Butuh Protein Sebagai Zat Pembangun Tubuh

Asupan protein hewani harus dicukupi sejak 1.000 hari pertama kehidupan.

Pickpik
Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani (Ilustrasi). Asupan protein sangat penting dalam pencegahan stunting atau kondisi gagal tumbuh pada balita.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ahli gizi Prof Dr drg Sandra Fikawati mengatakan bahwa manusia membutuhkan protein yang terdiri atas asam-asam amino sebagai zat pembangun tubuh. Ia menjelaskan tubuh manusia membutuhkan sebanyak 20 jenis asam amino, dan sembilan diantaranya adalah asam amino esensial yang harus didapatkan dari makanan.

Baca Juga


"Protein hewani memiliki kandungan asam amino esensial yang lebih lengkap dibandingkan protein nabati," kata Prof Sandra dalam diskusi bertema "Penuhi Asupan Protein Hewani, Sambut Generasi Bebas Stunting" yang digelar JAPFA secara virtual dipantau dari Yogyakarta, Rabu (3/8/2022).

Oleh karena itu, menurut Prof Sandra, asupan protein sangat penting dalam pencegahan stunting atau kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek di usianya itu. Asupan protein hewani tidak hanya dibutuhkan oleh anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.

"Lebih jauh lagi, asupan protein hewani harus dicukupi sejak awal di 1.000 hari pertama kehidupan, yakni sejak ibu hamil hingga anak berusia dua tahun," kata Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) ini.

Periode tersebut merupakan priode emas pertumbuhan dan perkembangan anak, masa yang menentukan perkembangan fisik dan kecerdasan jangka panjang. Oleh karenanya, penting agar mengonsumsi jenis makanan yang mengandung protein hewani setiap harinya.

"Protein hewani, selain mengandung asam amino esensial yang lebih lengkap dan lebih banyak dibandingkan protein nabati, juga memiliki kandungan vitamin dan mineral yang beragam serta memiliki kualitas yang lebih baik untuk mendukung daya tahan tubuh manusia," katanya.

Sementara itu, Direktur Corporate Affairs JAPFA, Rachmat Indrajaya mengatakan webinar tersebut menjadi bagian dari komitmen perusahaan untuk memberikan edukasi dan sosialisasi guna meningkatkan konsumsi protein hewani di masyarakat. Kegiatan ini disebutnya juga sejalan dengan rencana pemerintah dalam menekan angka stunting di Indonesia.

Stunting menjadi masalah genting sebab memiliki dampak jangka panjang yang berkontribusi pada produktivitas ekonomi dan pertumbuhan negara. Padahal, salah satu pencegahannya dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan yang mengandung protein hewani.

Persoalannya, total konsumsi protein hewani di Indonesia masih tergolong rendah. Berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO) pada 2017, total konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia hanya delapan persen.

Oleh karena itu, pihaknya sebagai penyedia protein hewani di Indonesia, berkomitmen memberikan kualitas produk terbaik dengan harga terjangkau. Dalam menjamin kualitas produk, juga selalu memperhatikan penerapan Standard Operating Procedure (SOP) yang ketat serta didukung tenaga lapangan yang profesional.

"Dengan begitu produk olahan protein hewani yang dihasilkan memenuhi konsep ASUH (aman, sehat, utuh dan halal). Kami berharap, semakin banyak masyarakat Indonesia yang mengonsumsi protein hewani demi generasi unggul Indonesia di masa mendatang," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler