Profesor Asal Inggris Prediksi Kasus Kematian Akibat Cacar Monyet Bakal Meningkat
Angka kematian saat ini jauh lebih sedikit dibanding jumlah infeksi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pakar kesehatan menyimpan kekhawatiran terkait mewabahnya cacar monyet atau monkeypox. Ahli memprediksi akan ada peningkatan angka kematian akibat infeksi virus yang tadinya endemi di Afrika namun kemudian bermunculan di negara-negara nonendemi itu.
Profesor Kedokteran di University of East Anglia, Inggris, Paul Hunter menyampaikan bahwa saat ini masih terlihat angka kematian yang jauh lebih sedikit dibanding jumlah infeksi. Akan tetapi, dia menganggap ini baru awal.
"Orang-orang tidak meninggal dunia begitu terinfeksi, tetapi beberapa pekan setelahnya. Ketika jumlah kasus meningkat, saya memperkirakan lebih banyak kematian dan mungkin kita akan melihat tingkat kematian yang lebih tinggi daripada yang kita lihat saat ini," ujar Hunter.
Cacar monyet menyebar melalui tetesan pernapasan (droplet) ukuran besar dan kontak kulit. Saat ini, diperkirakan ada 20 ribu kasus cacar monyet secara global. Meskipun sangat jauh dibandingkan virus corona, sejumlah pakar tetap khawatir.
Per 4 Agustus 2022, pemerintah Inggris mengatakan ada 2.859 kasus di negaranya. Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menyampaikan grafik kasus kini mulai mendatar, memberikan harapan wabah mungkin mereda.
Sebaliknya, ahli kesehatan lain di lapangan tidak begitu yakin. Mereka justru berpendapat wabah mungkin baru saja dimulai. Hal itu disampaikan para pakar dari Charity Terrence Higgins Trust, organisasi yang telah membantu mengoordinasikan respons wabah.
Kepala Kebijakan di Terrence Higgins Trust, Ceri Smith, menyoroti area penyebaran kasus cacar monyet yang kian meluas. Meski sebagian besar kasus terdeteksi di London, ada banyak tambahan kasus juga di wilayah sekitarnya.
"Jika wabah cacar monyet berlanjut dengan kecepatan seperti yang kita lihat, dan terutama jika memengaruhi kota-kota lain, akan terlihat potensi peningkatan di tempat-tempat seperti Brighton dan Manchester," ujarnya.
Smith menduga alasan penyebaran ke luar London disebabkan adanya jaringan seksual. Cacar monyet dapat menyebar lewat hubungan seksual, meski tidak dikategorikan ke dalam penyakit menular seksual.
Sejauh ini, sebagian besar pasien cacar monyet adalah pria muda yang aktif secara seksual serta berhubungan seks dengan pria lain. Cacar monyet bisa menjadi kondisi yang mematikan, tetapi dalam kasus yang sangat jarang.
Negara-negara Eropa seperti Spanyol telah melaporkan kasus kematian cacar monyet pertamanya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan hanya masalah waktu sebelum hal yang sama terjadi di Inggris.
Masyarakat diminta mengenali gejala cacar monyet. Apabila mengalaminya, mereka diminta melakukan isolasi mandiri. Gejala infeksi virus antara lain demam, sakit kepala, nyeri otot, dan sakit punggung.
Pengidap cacar monyet biasanya juga mengalami pembengkakan kelenjar, menggigil, kelelahan, serta nyeri sendi. Ruam pada kulit adalah gejala yang paling terlihat jelas, lazimnya muncul satu hingga lima hari setelah terinfeksi.
Ruam biasanya terlihat terlebih dahulu pada wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya, termasuk mulut dan alat kelamin. Siapa pun yang mengalami gejala-gejala tersebut sebaiknya segera memeriksakan diri.
Orang juga diminta menghubungi dokter umum jika telah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi cacar monyet. Begitu juga apabila bepergian ke Afrika Barat atau Afrika Tengah dalam tiga pekan terakhir, dikutip dari laman Express, Selasa (9/8/2022).