Usia Pengidap Diabetes Semakin Muda: Asupan Karbo Berlebih-Badan tak Atletis Pemicunya
Buruknya pola makan dapat memicu diabetes.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus diabetes tipe 2 kini semakin banyak ditemukan pada kelompok usia dewasa muda dan bahkan anak-anak. Salah satu pemicu terjadinya diabetes tipe 2 adalah konsumsi karbohidrat yang berlebih.
Di Amerika Serikat, misalnya, peningkatan kasus diabetes tipe 2 pada anak-anak mulai terlihat setelah restriksi pandemi Covid-19 dilonggarkan. Peningkatan kasus ini dinilai berkaitan dengan buruknya pola makan yang mereka terapkan selama menjalani lockdown.
Menurut Profesor Joan Taylor dari De Montfort University, sebagian besar orang sebenarnya semakin dekat dengan risiko diabetes tipe 2 setelah memasuki usia 30-an. Hanya orang-orang bertubuh ramping dan atletis di usia 30-an dan 40-an yang tak mengalami peningkatan risiko.
"Hanya orang yang ramping dan atletis yang (tubuhnya tetap seperti itu) di usia 30-an dan 40-an, yang tidak (bertambah risikonya)," jelas Prof Taylor, seperti dilansir The Sun, Ahad (18/9/2022).
Seperti diketahui, berat badan berlebih dapat memicu terjadinya diabetes tipe 2. Di sisi lain, kenaikan berat badan dan masalah kegemukan kerap terjadi setelah seseorang memasuki usia 30-an. Masalah ini tampak lebih sering ditemukan pada orang-orang ras Asia, kulit hitam, dan etnis minoritas.
Berkaitan dengan hal ini, Prof Taylor menilai orang-orang berusia muda sebaiknya membatasi konsumsi karbohidrat dalam keseharian. Prof Taylor menilai asupan karbohidrat sebaiknya hanya 10 persen dari total makanan yang dikonsumsi dalam sehari.
Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan batasan konsumsi karbohidrat menurut panduan dari National Health Service, yaitu 35 persen. Penurunan asupan karbohidrat ini bisa dimulai dengan mengurangi beberapa jenis makanan tinggi karbohidrat, seperti roti putih dan kentang.
Membatasi atau menghindari makanan seperti ini juga bisa berdampak pada penurunan berat badan. Seperti diketahui, penurunan berat badan turut menekan risiko diabetes tipe 2.
"(Pembatasan asupan karbohidrat dan penurunan berat badan) akan membantu menurunkan kadar gula darah Anda menjadi normal," ujar Prof Taylor.
Sering terlewatkan
Prof Taylor mengungkapkan bahwa sekitar satu dari 10 orang tidak sadar bahwa mereka menderita diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling banyak terjadi di dunia.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 95 persen dari total kasus kencing manis merupakan diabetes tipe 2. Ada tujuh hal yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko diabetes tipe 2:
1. Rutin berolahraga
Orang dewasa dianjurkan untuk berolahraga minimal 30 menit sebanyak lima hari per pekan. Olahraga ini sebaiknya mengombinasikan olahraga kardio dan kekuatan.
2. Cukup tidur
Orang-orang yang kurang tidur memiliki kecenderungan untuk mengonsumsi lebih banyak makanan tak sehat. Kurang tidur juga sering dikaitkan dengan kebiasaan berolahraga yang lebih jarang dan risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi. Menurut studi dari Toho University Graduate School of Medicine, kurang tidur, meski hanya sehari, bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
3. Mengurangi karbohidrat dan menambah lemak tak jenuh
Mengacu pada studi terbaru, mengganti karbohidrat dengan lemak tak jenuh dapat memperbaiki sensitivitas insulin. Menerapkan pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak tak jenuh selama enam pekan dapat menurunkan risiko diabetes.
4. Perbanyak serat
Asupan serat yang cukup dapat membantu menurunkan berat badan dan mencegah diabetes tipe 2. Asupan serat bisa didapatkan dari gandum utuh, buah, dan sayur. Di dalam tubuh, serat bisa mencegah terjadinya lonjakan kadar gula darah dan bahkan membantu menurunkan kadar gula darah.
5. Membiasakan puasa
Sebenarnya, efek puasa terhadap diabetes masih belum begitu jelas. Akan tetapi, studi pada 2014 menemukan bahwa metode intermittent fasting dapat menurunkan resistensi insulin. Di sisi lain, metode ini tak berdampak pada kadar gula darah.
6. Konsumsi probiotik
Menurut beberapa studi, probiotik atau asam lemak omega-3 bisa memperbaiki sensitivitas insulin. Probiotik juga diketahui berperan dalam membantu menurunkan berat badan. Probiotik bisa didapatkan dari makanan dan minuman fermentasi, seperti yogurt, tempe, kefir, roti sourdough, hingga kombucha.
7. Asupan magnesium
Asupan magnesium membantu meregulasi fungsi saraf dan otak, kadar gula darah, serta tekanan darah. Kadar gula darah dan tekanan darah yang terkontrol dapat membantu menekan risiko diabetes. Studi juga menemukan bahwa suplemen magnesium bisa membantu memperbaiki sensitivitas insulin. Makanan yang kaya akan magnesium adalah alpukat, kacang-kacangan, legum, cokelat hitam, dan gandum utuh.