Komnas HAM Mulai Investigasi Tragedi Kanjuruhan
Komnas HAM menerjunkan tim untuk menelusuri masalah penyebab tragedi Kanjuruhan
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Komnas HAM menerjunkan sejumlah anggota untuk melakukan investigasi terkait tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022). Hal itu dilakukan mengingat tragedi tersebut telah menyebabkan ratusan pendukung klub sepak bola Arema, Aremania meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan dan lainnya luka-luka.
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bidang Penyelidikan dan Pemantauan, Mohammad Choirul Anam mengatakan, pihaknya sejak Ahad (2/10/2202) berkomunikasi dengan beberapa Aremania. Para Aremania banyak mengirimkan video, rekaman suara, dan dokumen-dokumen lainnya terkait kasus tersebut.
"Dan kami juga berkomunikasi dengan beberapa keluarga yang memang ada anggota keluarganya yang meninggal," kata pria yang disapa Anam tersebut kepada wartawan di Kantor Arema FC, Kota Malang, Senin (3/10/2022).
Anam mengungkapkan, ada sejumlah agenda yang akan dilakukan Komnas HAM atas tragedi Kanjuruhan. Pertama, melakukan kunjungan kepada keluarga korban dan rumah rakit (RS). Kemudian, Komnas HAM berkoordinasi dengan manajemen untuk bisa bertemu para pemain Arema FC.
Melalui agenda-agenda tersebut, timnya ingin tahu lebih mendalam terkait tragedi Kanjuruhan. Tim termasuk mendalami masalah penggunaan gas air mata yang dilemparkan ke atas suporter. Anam berharap langkah-langkah itu dapat membantu peristiwa ini menjadi lebih jelas.
Di samping itu, Anam mengaku pihaknya sudah berbincang dengan sejumlah Aremania guna memastikan beberapa hal. Pertama, Komnas HAM telah dimintai oleh Aremania agar peristiwa ini bisa dilihat secara objektif.
"Kita telusuri objektivitasnya seperti apa, kenapa peristiwa itu bisa terjadi. Kalau di video yang tersebar di berbagai kalangan ada tindakan kekerasan. Tidak hanya soal penggunaan gas air mata dan kekerasan tetapi kenapa itu bisa terjadi, nah itu yang akan kami dalami," ujarnya.
Ada pun terkait isu penutupan pintu stadion, Komnas HAM menegaskan, akan mempelajari struktur Stadion Kanjuruhan terlebih dahulu. Pendalaman itu bisa menentukan apa yang sebenarnya terjadi di stadion tersebut. Hal itu berarti termasuk teka-teki lokasi penembakan gas air mata dan korban yang terpapar.
Selanjutnya, Komnas HAM meminta semua pihak untuk terbuka dan transparan dalam memberikan informasi. "Termasuk kepolisian, TNI, dan siapapun yang ada dalam penyelenggaraan tersebut," kata dia menambahkan.