Jumlah Korban Meninggal Dunia Tragedi Kanjuruhan Bertambah

Total jumlah korban Kanjuruhan mencapai 132 orang.

ANTARA/Mohammad Ayudha
Kelompok suporter menyalakan lilin dan melakukan aksi Doa Bersama Solidaritas Untuk Suporter Arema di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (7/10/2022). Aksi tersebut sebagai aksi solidaritas antar suporter dan bentuk keprihatinan atas tragedi suporter sepak bola Arema di Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan 131 korban jiwa.
Rep: Wilda Fizriyani Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Jumlah korban meninggal dunia tragedi Kanjuruhan kembali bertambah pada Senin (10/8/2022). Hal ini diungkapkan langsung Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo saat dikonfirmasi Republika.co.id.

Menurut Wiyanto, jumlah kasus kematian akibat tragedi Kanjuruhan bertambah satu orang. Korban tercatat berdomisili di Gedangan, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim). "Dan identitas sudah terkonfirmasi oleh kepala desa dan camat," kata Wiyanto.

Berdasarkan laporan yang diterima, korban meninggal berjenis kelamin laki-laki dan berusia sekitar 24 tahun. Yang bersangkutan sempat dirawat selama beberapa waktu di RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jatim. Setelah itu, korban dibawa pulang ke rumah, tetapi kemudian meninggal dunia karena sesak napas.

Adapun mengenai detail perawatannya, Wiyanto mengaku belum mengonfirmasinya. Hal yang pasti laporan kematian ini menyebabkan jumlah kematian akibat tragedi Kanjuruhan bertambah menjadi 132 orang. Jumlah kematian ini khusus yang terdata oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang.

Seperti diketahui, Arema FC mengalami kekalahan saat bertemu Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Kondisi ini menyebabkan  Aremania turun ke lapangan untuk menguatkan para pemain Arema FC. Namun kedatangan tetsebut direspons kurang baik oleh tim pengamanan sehingga memicu suporter lainnya turun ke lapangan.

Bukannya memberikan imbauan, tim pengamanan justru melakukan kekerasan terhadap para suporter. Bahkan, aparat kepolisian memberikan tembakan gas air mata ke sejumlah tribun. Sejumlah suporter panik dan mencoba keluar stadion tetapi pintu ditemukan dalam keadaan terkunci. Situasi ini menyebabkan para penonton sesak napas hingga ada yang meninggal dunia di tempat.


Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler