Penyintas Covid-19 Berisiko Lebih Tinggi Kena Kolesterol Tinggi
Penyintas Covid-19 punya peningkatan risiko 24 persen untuk kadar kolesterol tinggi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua studi terbaru mengungkapkan, Covid-19 dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi hingga satu tahun setelah infeksi. Satu studi, yang diterbitkan dalam The Lancet Diabetes & Endocrinology pada awal bulan ini, menemukan bahwa orang yang pernah terinfeksi Covid-19 memiliki peningkatan risiko 24 persen untuk kadar kolesterol tinggi.
Penulis studi sekaligus epidemiolog klinis di Washington University, dr Ziyad Al-Aly, menjelaskan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa para peserta sebelumnya tidak memiliki riwayat masalah kolesterol. Setelah terpapar Covid-19, secara mengejutkan, mereka mulai mengalami masalah kolesterol.
“Itu terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah dinyatakan bebas Covid-19,” ujar dr Ziyad seperti dilansir NBC, Kamis (26/1/2023).
Dia mengamati diagnosis baru kolesterol tinggi di antara 51.919 orang yang mengidap Covid-19 dari Maret 2020 hingga Januari 2021, periode sebelum vaksin tersedia secara luas. Para peserta adalah pasien yang telah mencari perawatan di Department of Veterans Affairs. Mayoritas adalah pria kulit putih berusia awal 60-an.
Dibandingkan dengan 2,6 juta orang yang tidak menderita Covid-19 selama periode waktu yang sama, pasien yang terkena Covid-19 cenderung memiliki kadar trigliserida dan kolesterol LDL yang tinggi, yang disebut sebagai jenis kolesterol jahat, hingga setahun kemudian. Mereka juga cenderung memiliki kadar kolesterol baik (HDL) yang lebih rendah.
Studi kedua, yang diterbitkan dalam The Lancet Infectious Diseases pada akhir Desember, memiliki temuan yang serupa, meskipun pada kelompok orang yang jauh lebih muda. Para peneliti di Swiss membandingkan kadar kolesterol 177 anggota militer Swiss yang terjangkit Covid-19 pada 2020 dengan 251 orang lainnya yang tidak terinfeksi. Usia rata-rata peserta adalah 21 tahun.
Penulis studi sekaligus profesor di departemen kesehatan global dan publik di University of Zurich, Patricia Schlagenhauf, menjelaskan bahwa kelompok peserta yang pernah terinfeksi Covid-19 berakhir dengan kadar kolesterol yang lebih tinggi. Mereka juga memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi setelah Covid-19.
"Fakta bahwa anak-anak muda ini memiliki kolesterol yang jauh lebih tinggi, LDL yang lebih tinggi, dan BMI yang lebih tinggi menunjukkan adanya gangguan metabolisme," katanya.
Kardiologis dari Cleveland Clinic, dr Ashish Sarraju, telah mengamati hal serupa. Hasilnya, banyak pasien yang pernah terinfeksi Covid-19 datang dengan peningkatan BMI atau masalah metabolisme.
Alasan mengapa virus pernapasan seperti Covid-19 dapat menyebabkan kolesterol tinggi masih belum jelas. Namun, peradangan yang sedang berlangsung dapat memainkan peran. Tetapi para peserta dalam penelitian ini juga sakit selama gelombang pertama kasus Covid-19, ketika sebagian besar orang tinggal di rumah.
Kepala kardiologi di National Jewish Health di Denver, dr Glenn Hirsch, melihat ada perubahan perilaku termasuk pola makan dan intensitas olahraga yang kurang, yang bisa menjadi faktor dalam kadar kolesterol yang lebih tinggi. Timnya telah melihat peningkatan risiko untuk banyak kondisi setelah Covid-19 termasuk diabetes, penyakit kardiovaskular, dan penyakit ginjal.