Waktu di Inggris, Trifty Qurrota Aini: Banyak yang Bertanya Tentang Hijab Lalu Soal Islam

Trifty Qurrota Aini merupakan duta World Hijab Day 2019-2021.

Dok Pribadi
Trifty Qurrota Aini, pendiri Komunitas Jurnalis Berhijab (KJB) yang juga representative University of The West of England Inggris. Trifty pernah menjadi duta World Hijab Day.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Trifty Qurrota Aini pernah menjadi World Hijab Day Ambassador pada 2019 sampai 2021. Gerakan Hari Hijab Sedunia itu bertujuan untuk menepis anggapan bahwa hijab mengekang Muslimah.

"Melalui World Hijab Day juga kami berusaha melawan islamofobia dan hijabophobia yang terjadi di beberapa negara," ungkap Trifty kepada Republika.co.id, Ahad (5/2/2023).

Trifty menjelaskan pusat kegiatan organisasi World Hijab Day di Amerika Serikat. Dia terpilih menjadi duta melalui proses seleksi.

Baca Juga


Trifty juga pernah merasakan menjadi minoritas di suatu negara yang sebagian masyarakatnya fobia terhadap Islam. Saat kuliah di Inggris, dia sampai takut keluar rumah setelah terjadi teror mematikan di konser Ariana Grande pada 2017. Seperti biasa, media massa mengaitkan teror bom di Manchester Arena itu dengan Islam.

"Saat itu sebagian besar Muslim di Inggris, termasuk saya banyak yang takut untuk keluar rumah, karena takut mendapat perlakuan islamofobia," ungkap representative University of The West of England Inggris ini.

Kekhawatiran komunitas Muslim Inggris ini, menurut Trifty, hanya berlangsung sepekan saja. Setelah itu, keadaan pun kembali normal seperti biasa.

Trifty mengaku hijab tidak membuatnya mendapatkan perlakukan diskriminasi ekstrem, seperti dicela. Sebaliknya, justru banyak teman-teman dan koleganya dari negara lain yang bertanya tentang hijab, dan pada akhirnya bertanya soal Islam.

"Sebenarnya, karena mereka penasaran, karena banyak teman-teman saya di negara lain yang ateis atau tidak percaya adanya Tuhan," ujar Muslimah yang biasa menjadi master of ceremony (MC), presenter, dan moderator berbagai acara ini.

Trifty mengenang salah satu yang kejadian paling unik adalah saat dosen pembimbing tugas akhirnya yang berkebangsaan Inggris justru malah bertanya-tanya soal Islam pada saat sesi bimbingan tugas akhir. "Biasanya pertanyaan terkait agama muncul awalnya karena mereka lihat saya pakai hijab," ujarnya.

Trifty berhijab sejak SMP kelas 1. Berhijab adalah keinginannya sendiri karena ia membaca beberapa ayat Alquran yang mewajibkan pakai hijab.

"Jadi saya ingin menjadi Muslimah yang menjalankan perintah agama sebaik mungkin," ujarnya.

Menurut Trifty, hijab itu adalah perintah Allah SWT yang pasti mengandung hikmah dan kebaikan untuk Muslimah. Ia menyebut hijab dapat menjaga Muslimah untuk istikamah menjalankan kebaikan.

"Misalnya kadang kita suka malu sama hijab kita kalau kita berkata atau bersikap kurang baik," ujarnya.

Dalam beberapa hadis juga disebutkan hijab bertujuan untuk melindungi Muslimah dari gangguan. "Menurut saya itu cara Allah menyayangi wanita."

Tampil modis dengan hijab

Trifty mencermati gaya hijab Muslimah Indonesia memang sangat beragam. Ia menyebut ini adalah bagian dari budaya masyarakat. Gaya hijab, menurutnya, bisa dilihat dari berbagai perspektif.

"Jika dilihat dari perspektif hukum Islam, hijab memang sebaiknya sederhana dan menutup dada. Tapi jika dilihat dari perspektif budaya, hal itu bisa jadi adalah fenomena socio-culture masyarakat yang memang wajar-wajar saja terjadi," paparnya.

Di sisi lain, ada yang miris juga. Di media sosial, banyak Muslimah berhijab yang memperlihatkan auratnya, bahkan berjoget di akun TikTok-nya.

"Untuk berjoget memang sebaiknya ada batasan-batasan tertentu, dan tetap mengacu kepada norma kesopanan yang berlaku dan diterima masyarakat," ujarnya.

Secara pribadi, Trifty menyukai gaya hijab layer. Ia juga menyukai warna pastel. Untuk padu padan busana, ia merekomendasikan warna hijab dan gaya busana yang sesuai dengan karakter masing-masing.

Mendirikan komunitas jurnalis berhijab
Trifty juga mendirikan Komunitas Jurnalis Berhijab (KJB). Tujuan dibentuk KJB adalah sebagai wadah solidaritas bagi jurnalis-jurnalis berhijab. Melalui beragam acara, KJB juga memiliki misi untuk menjadi tempat aktualisasi diri bagi para jurnalis berhijab.

"Di KJB saya merupakan pendirinya, namun untuk ketua atau presidennya sudah mengalami regenerasi," ujarnya.

Trifty merupakan ketua pertama. Berikutnya, jabatan itu dipegang Nikmatus Sholikah dan kini dipercayakan kepada Okky Irmanita.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler